Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Filsafat Abad ke-20

18 Januari 2014   21:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 971 0

Filsafat abad ke-20 membawa kita pada corak filsafat yang lebih berwarna dibandingkan era sebelumnya. Secara periodis, filsafat abad ke-20 dimulai pasca filsafat modern. Pada masa inilah, pergeseran gaya filsafat dapat ditangkap secara jelas. Salah satu faktor utama adalah gejolak realitas di kala itu yang terekspos besar-besaran dalam Perang Dunia. Industrialisasi manusia di Barat terjadi secara revolusioner dan turut memegang andil dalam filsafat abad ke-20. Kasus ini membangunkan para filsuf akan fenomena riil yang dialami, sarat partikularitas yang sifatnya tidak bisa dipukul rata dalam sebuah konsep saja. Apakah manusia sebagai kajian filosofis, dapat diukur dengan rasionalitas tunggal? Apakah manusia dapat dipatok sebatas objek yang sama (objektifikasi)? Apakah prinsip universal dapat diterapkan dalam realitas yang sebenarnya berupa gejala sosial-kultural? Pertanyaan seperti ini bermunculan, sehingga tema perenial pun perlahan mulai ditinggalkan. Namun demikian bukan berarti rasio tidak digunakan oleh para filsuf abad ke-20. Rasio diasumsikan sebagai entitas yang tetap bergantung pada kondisi sosial-kultural manusia. Implikasinya, terdapat banyak corak filsafat yang terspesifikasi dan tidak berpayung pada satu tema rasionalitas otonom.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun