Prasasti kota kapur ditemukan pada tahun 1892,  di Kampung Kota Kapur, Desa Penagan, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Prasasti kota kapur ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno ternyata mengandung beberapa kata, salah satunya adalah "Sriwijaya". Kata Sriwijaya dalam bahasa Sansekerta adalah gabungan darikata 'Sri' yang berarti cahaya dan 'Wijaya' yang bermakna kejayaan. . Jadi kata Sriwijaya merujuk pada makna kata yang berarti kemenangan yang gemilang dan jaya.    Ditemukan nya Prasasti Kota Kapur itu menjelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7, pada masa ini juga kepulauan Nusantara ramai dikunjungi oleh para musafir (orang yang sedang bepergian) asal Cina dan India. Sejak awal, pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya tidak tetap. awalnya kerajaan Sriwijaya berpusat di daerah Minanga Tamwan, lalu pindah ke Jambi, dan berakhir di Palembang. Dikutip dari buku "Kedatuan Sriwijaya: Perjalanan Suci" oleh Kemdikbud RI, prasasti lain yang ditemukan sebagai petunjuk Kerajaan Sriwijaya adalah Prasasti Kedukan Bukit. Prasasti kedukan bukit diketahui bahwa Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang pada tanggal 16 Juni 682 M. Nama lengkapnya tertulis pada Prasasti Talang Tuo yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Sri Jayanasa mengadakan perjalanan dengan memimpin 20.000 tentara. Dalam perjalanannya, dia berhasil menaklukan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan sehingga hal ini yang mendorong kesejahteraan kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak kebudayaan India tertua ke-3.. kemungkinan, Sri Jayanasa melakukan ekspedisi pada wilayah-wilayah yang enggan tunduk pada mereka. Ekspedisi ini sejalan dengan masa keruntuhan dua kerajaan sebelum nya, yaitu Kerajaan Ta
rumanegara di Jawa bagian barat dan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dalam Prasasti Kedukan Bukit yang ditulis pada tahun 682 M, disebutkan bahwa Dapunta Hyang adalah raja dari Kerajaan Sriwijaya. Selanjutnya Prasasti Talang Tuo yang berasal dari tahun 684 M menyebutkan nama lengkapnya sebagai Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Prasasti kedua ini menjadi sumber tertua yang menjelaskan sosok Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai pemimpin atau raja di Kerajaan Sriwijaya..    Â
KEMBALI KE ARTIKEL