namun, pemikiran saya tersebut sepertinya harus berubah ketika saya pertama kali menaiki busway. pada 3 bulan lalu, saya dan teman-teman dari kampus berniat untuk mendaftar magang di Kemenlu karena magang adalah persyaratan yang harus ditempuh mahasiswa di fakultas saya sebelum melaksanakan skripsi. jadi kami bersepakat untuk mendaftar magang di kemenlu dengan menaiki angkutan umum, karena jika kami menggunakan kendaraan pribadi a.k.a motor untuk ke kantor kemenlu di jl.Pejambon, akan terlalu jauh dan belum pula kemacetan khas ibu kota yang akan menemani kami kala kami berangkat maupun pulang dari kemenlu. tak terbayang rasa nya pantat ini akan duduk di jok motor dalam waktu lama sambil berpanans-panasan ria (jiika panas) atau berhujan-hujanan ria (jika hujan). pagi itu pun kami berkumpul di kampus sembari mengumpulkan berkas-berkas kami yang belum lengkap. sebelumnya, kami berencana untuk menaiki kendaraan umum kota atau angkot dari kampus ke terminal busway terdekat, yaitu di terminal lebak bulus. namun atas dari saran dari dosen yang secara kebetuklan kami temui di kampus, beliau menyarankan untuk menaiki kopaja ac saja dari pasar jumat dan berhenti di depan kementrian agama karena akan lebih mudah bila ingin ke kemenlu. kami pun menuruti saran dari dosen kami tersebut dan kamipun berangkat menggunakan kopaja ac tersebut yang juga saya baru pertama kali menggunakan kendaraan umum tersebut. bukan kopaja nya ya, melainkan kopaja ac, kalau kopaja dulu pernah waktu smp.
setelah melamar magang di kemenlu selesai, saya dan teman-teman saya pun hendak menuju salah satu mall di jakarta selatan untuk hangout ala ala anak muda sekalian makan. kami memutuskan untuk menaiki busway  yang berangkat dari halte tepat di depan gedung kemenlu. kami pun membeli tiket busway tersebut dan menunggu busway datang. ternyata yang banyak dikeluhkan oleh orang-orang mengenai tingkat kelamaan nunggu di busway ada benarnya juga, karena kami harus menunggu waktu yang cukup lama untuk menunggu kedatangan busway, dan ketika busway pertama datang, rame nya naujubilah, padahal ketika itu bukanlah termasuk jam-jam sibuk orang kantor. kami pun mengurungkn niat untuk menaiki busway tersebut dan memutuskan untuk menunggu busway yang lain. ketika busway kedua datang, kami melihat-lihat dulu apakah masih rame seperti bus yang tadi atau tidak, ternyata tidak seramai busway yang pertama meskipun hitungannya masih cukup ramai sih. kami pun berangkat menggunakan busway menuju halte harmoni untuk transit.
setiba nya di halte harmoni, kami mengantri untuk busway jurusan lb.bulus. namun lagi-lagi kami harus menunggu dalam waktu yang cukup lama, karena busway yang mengantar kami ke tempat tujuan tidak datang-datang juga. sekitar 35 menit setelah menunggu, akhirnya busway tersebut pun datang. isi busway tersebut lumayan ramai, sehingga saya dan teman saya yang laki-laki harus berdiri karena tidak kedapatan tempat duduk. kami pun sampai di tempat tujuan dan makan-makan dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol sampai sore. ketika kami pulang, kami memutuskan untuk menaiki busway lagi, dan kali ini kondisi nya tidak sepenuh seperti busway yang kami naiki sebelumnya.
overall, pelayanan busway sih cukup memuaskan yah, dan saya kira keadaannnya cukup aman mengingat di tiap halte terdapat petugas penjaga keamanan dan juga di tiap bus. namun, waktu kedatangan bus yang cukup lama, membuat saya khawatir juga kalau saya nanti sudah masuk magang. waktu kedatangan yang belum terjadwal dengan baik seperti transportasi publik di negara lain seperti singapura atau malaysia, mungkin membuat banyak orang masih enggan untuk meninggalkan kendaraan pribadi. harapan saya buat gubernur baru jakarta yang terkenal suka marah-marah yaitu pak ahok, untuk menambah armada busway nya sebanyak mungkin karena saya yakin, kalau jadwal kedatangan busway sudah rapi, maka orang-orang pasti akan meninggalkan kendaraan pribadinya dan memilih naik busway, selain karena kita tidak perlu stress di jalan karena kemacetan dan gaya berkendara orang jakarta yang suka ugal-ugalan, juga karena busway saya kira sudah cukup nyaman untuk menjadi sarana transportasi publik di kota megapolitan seperti jakarta ini.