Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

(Membaca) Sastra & Filsafat: Upaya Memungut Realitas dan Penegasan Eksistensi

5 Juli 2010   09:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:05 1420 0
Sebagai hasil proses kreasi estetis kepengarangan dan refleksi atas realitas, karya sastra memiliki keakraban dengan filsafat: sama-sama memungut realitas sebagai sumber inspirasi. Bedaannya, seperti menurut Mudji Sutrisno, terletak pada metodologi yang digunakan. Sastra merupakan ziarah penjelajahan seluruh realitas tanpa pretensi membuat rumusan sistematis; sedangkan filsafat tampil sebagai refleksi atas ziarah dimaksud secara sistematis. Pada titik ini, filsafat mengambil sastra sebagai bahan bakunya. Keakraban demikian, ditunjukkan pula oleh kemampuan sastra untuk menjelaskan konsepsi filosofis secara lebih komunikatif, segar dan hidup. Barangkali karena pandangan seperti inilah Takdir menulis tiga jilid roman Grotta Azzurra. Roman --yang dikritik Teeuw sebagai “terlalu dikuasai perfilsafatan kebudayaan”—pada 1970.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun