Bisakah seseorang berbincang tentang ketidakmasukakalan istilah ‘kesetaraan jender’ bila dia belum pernah merasakan ketidaksetaraan jender? Tatkala seseorang menanyakan ‘untuk apakah kaum perempuan memperjuangkan kesetaraan jender’, sebagai seorang feminis karbitan—namun berangkat dari ‘penderita langsung’ ketidaksetaraan jender—aku langsung tahu bahwa si penanya belum mengerti akar permasalahan yang telah diperjuangkan sejak beberapa abad lalu oleh para feminis. (Mary Wollstonecraft menulis buku yang berjudul “A Vindication of the Rights of Woman” pada tahun 1792 mempertanyakan hal ini. Buku ini dianggap sebagai buku pertama yang bertemakan hak-hak perempuan.) Apa yang bisa kita simpulkan tatkala seseorang mengatakan bahwa kodrat perempuan itu berbeda-beda, tergantung dimana dan kapan kita berada? Orang yang mengatakan hal ini tidak paham apa arti sebenarnya kata ‘kodrat’ itu. Kodrat adalah segala hal yang diciptakan oleh Tuhan, dan tidak akan pernah bisa berubah, dimana pun dan kapan pun kita berada. Berangkat dari definisi ini, kita bisa menyimpulkan kodrat bagi seorang perempuan meliputi:
- Menstruasi pada usia tertentu
- Mengandung, tatkala sel telur yang dia hasilkan dibuahi oleh sperma, ini menurut cara konvensional. Konon di zaman sekarang seorang perempuan bisa hamil tanpa sperma.
- Melahirkan, (setelah mengandung)
- Menyusui, dengan catatan jika tubuhnya mampu menghasilkan air susu yang cukup untuk diberikan kepada bayinya