Acara SANTOSA digagas oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung. Bidang Ketersediaan Pangan serta Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mengawal secara rapi keberlangsungan acaranya. Dua bidang di DKPP itu adalah home base bagi penyuluh dan pendamping yang keduanya aktif membina kelompok Buruan SAE dari waktu ke waktu.
Karena menjadi program unggulan Di DKPP, Buruan SAE juga melibatkan bidang lain atau sub sektor lainnya. Sebut saja sub sektor perikanan dan peternakan. Karena Buruan SAE bukan hanya soal tanam menanam tapi juga budidaya ternak: ikan dan ayam. Dengan delapan aktifitas di dalamnya, Buruan SAE juga mengupayakan pembibitan mandiri, penanganan sampah organik dan pengolahan hasil panen menjadi bahan makanan lainnya yang siap saji, bermanfaat dan lebih bernilai secara ekonomi.
Bertempat di Sekemala Integrated Farming (Sein Farm) Kecamatan Ujungberung, acara SANTOSA menghadirkan perwakilan dari kelompok Buruan SAE yang tersebar di 151 kelurahan se-Kota Bandung. Hingga saat ini jumlah kelompok buruan SAE mencapai 475 kelompok. Semua wakilnya hadir meramaikan serangkaian acara yang disiapkan panitia. Hal ini tentu saja memberikan kepuasan tersendiri bagi penggagas Buruan SAE: Ir. Gin Gin Ginanjar, M. Eng, yang biasa kami panggil Pak Gin Gin.
Diawal acara SANTOSA, sebagai penggagas Buruan SAE sekaligus kepala DKPP, Pak Gin Gin merasa terharu oleh kelompok Buruan SAE. Bukan hanya soal kedatangannya di acara, tapi juga atas kegigihan dan kesabaran kelompok dalam menjalankan program yang beliau gagas. Hingga kini.
Beliau mengakui kalau Buruan SAE yang semula di gagas sebagai proyek perubahan dalam diklat PKN II di Juni 2020, dapat bertahan sebagai program yang diadopsi masyarakat, bahkan jumlahnya bertambah, semuanya lantaran kelompok mau terus bergerak. Menjalankan programnya. Membuat kaya aktifitas di dalamnya. Konsisten berbudidaya. Dan secara perlahan berupaya mandiri dalam merawat keberlanjutannya.
Sebagai program rintisan yang sudah melampaui waktu hampir empat tahun dan masih terus berjalan serta pernah mendapat penghargaan Milan Pact Award di 2022, Buruan SAE sangat sayang jika harus padam cahayanya atau bahkan hilang pamornya. Demikian kurang lebih yang disampaikan pak Gin Gin untuk menumbuhkan semangat kelompok di pembukaan acara SANTOSA.
"saya sampaikan pada bapak ibu perwakilan kelompok dan secara khusus buat emak emak pengelola Buruan SAE. Karena dengan gerakan yang dilakukan ini Buruan SAE masih bertahan sampai sekarang. Peran kelompok ini diapresiasi oleh masyarakat internasional. Bahkan Filippo , kepala sekretariat Milan Pact dalam banyak kesempatan bertemu selalu tidak lupa kirim salam buat emak emak Buruan SAE.", ucap Pak Gin Gin.
Emak emak buruan sae yang disebut Filippo adalah salah satu contoh nyata bahwa pergerakan dari pelopor buruan sae adalah pelakunya, komunitasnya. Yang perannya sangat sentral.
Gereget Pak Gin Gin atas Buruan sae yang kerap disampaikan beliau, misalnya:
"Kita harus berusaha keras memasifkan Buruan SAE dengan memanfaatkan lahan pekarangan lahan di sekitar permukiman yg ada....ini sangat sesuai dgn arahan, instruksi presiden kepada Kementan RI, kita punya modal, sudah mulai dan ada hasilnya...yuuu smua dukung kita perlihatkan Bandung bisa daulat pangan melalui Buruan SAE". Terungkap dengan semangat penuh di banyak kesempatan termasuk dalam grup whatsapp kantor DKPP.
Di acara SANTOSA Pak Gin Gin membuka dialog dengan mempersilahkan saudara Dadang salah satu dari sekian banyak penggerak Buruan SAE yang baru saja mengadopsi tapi percepatannya dalam ber Buruan SAE melesat jauh.
Dalam dialog, pak Dadang bukan hanya menyampaikan testimoni apa yang sudah dia rasakan manfaatnya ber Buruan SAE, tapi juga memompa semangat kelompok lainnya untuk lebih berdaya dengan Buruan SAE. Ia mendorong kemandirian kelompok dengan cara mendorong meningkatkan sisi ekonominya. Ia bahkan sudah dan akan terus berkeliling mengajak kelompok Buruan SAE untuk menanam dengan pola. Dengan bersandar pada permintaan produk yang marketnya diketahui, Pak Dadang bercita cita agar semua kelompok mampu bahu membahu memenuhi kebutuhan yang ada karena sudah memenuhi pola tanam yang di sarankan.
Lain lagi dengan Bu Anna, dalam dialog perwakilan kelompk Buruan SAE Raflesia 14 ini mengungkap: "Kelompok Raflesia 14 sudah mandiri karena sudah menjual hasil. Walaupun bukan yang profesional menjadi bisnis tapi setidaknya bisa melanjutkan untuk tanam selanjutnya. Dengan memanfaatkan lahan terbatas kami juga menyelesaikan sampah dan ketahanan pangan." pungkasnya sambil memperlihatkan hasil panen tanamannya kepada hadirin.
Di acara SANTOSA, lelaki yang berseragam tentara memberi insight lain tentang Buruan SAE. Bapak Martona namanya, ketua kelompok Buruan SAE Mang Oded. Bapak yang berasal dari Sulawesi ini mendapat bisikan untuk menamai Buruan SAE nya dengan label Mang Oded. "Ada bisikan untuk kasih nama Buruan SAE Mang Oded" Katanya.
Memang, diawal pelaksanaan gagasan Buruan SAE oleh Pak Gin Gin, alm Mang Oded yang menjabat Wali Kota Bandung pada waktu itu adalah inspirator buat Pak Gin Gin. Bahkan di halaman pendopo alm Mang Oded pernah mengembangkan Buruan SAE untuk memberi contoh implementasinya.
Kini karena langkah yang konsisten dari Pak Martona, dengan Buruan SAE Mang Oded yang terletak di area Pusenkav Kota Bandung, katanya:"Pusenkav akan mulai bertransformasi selain pusat edukasi militer juga wisata Buruan SAE, untuk edukasi ketahanan pangan, karena lahan pengembangannya yang masih luas". Demikian pungkasnya kurang lebih.