Meski demikian, hampir semua sekolah berharap agar perolehan nilai unas tetap baik. Sekitar sebulan sebelum unas, kami hanya menyajikan pembelajaran untuk mata pelajaran yang akan diujikan pada unas. Artinay terjadi penambahan jam pelajaran per minggu untuk mata pelajaran yang masuk unas. Pembaca dapat membayangkan, di kelas saya barangkali hanya sekitar 5 dari30 anak dalam satu kelas yang tetap memiliki semangat untuk belajar menyambut unas.
Saya berupaya mencari cara agar anak-anak tetap belajar tanpa merasa terbeban. Tidak jarang saya mengemas masalah/soal menjadi suatu cerita kontekstual, bahkan cukup didiskusikan secara lisan dan dapat membantu anak mengerti bagaimana penyelesaiannya. Hati saya terhibur melihat anak-anak menjadi mengerti suatu materi. Namun itu tidak bertahan lebih dari 60 menit, karena selebihnya say menjumpai bahwa anak-anak merasa jenuh belajar. Alasan sederhana terlontar dari bocah-bocah polos di kelas saya, "Kan tidak pengaruh pada kelulusan pak?, Buat apa susah-susah pak?. Sekitar dua minggu menjelang unas, saya berupaya menambah jam khusus untuk beberapa anak yang memiliki semangat belajar lebih, dengan harapan akan muncul nilai-nilai yang dapat dibanggakan.