Sejarah Desa Losari
Konon katanya pada masa Kolonial Belanda, menurut legenda para tetua Desa Losari, Belanda mendirikan sebuah bangunan di Asrama Bantir, wilayah sekitarnya masih merupakan hutan belantara yang sangat lebat kemudian dimanfaatkan oleh antek-antek Belanda sebagai tempat tinggal selama ekspansionisme di wilayah Indonesia, selain itu wilayah ini sangat dijaga ketat oleh kolonial belanda. Selanjutnya pada tanjakan Gunung Gendol khususnya dan Gunung Ungaran secara keseluruhan. Di sekitar sini ada sepasang penghuni yang hidup sederhana, rumah-rumah terbuat dari serat daun nanas, makanan pokok penduduk hanya jagung dan singkong serta surat menyurat antarwarga melalui kentongan, penerangan rumah dari sentir (teplok). namun, tanahnya subur (orang Jawa mengatakan tanahnya LOH) dan juga banyak pohon LO. Apalagi keadaan ekologisnya sangat bagus, sehingga kawasan ini benar-benar cocok dan benar-benar layak untuk ditanami, sebagai kebutuhan pangan. Sehingga penghuninya memberi nama LOSARI yang berasal dari kata LO – SARI,  namun keadaan Losari yang sekarang jauh lebih modern dan sudah terjangkau listrik,segala macam elektronik / sinyal sehingga bisa dikatkan sudah layak berpenghuni.