Lalu bagaimana jika kedua kuliner itu disatukan? Agak aneh memang, bagi yang pertama kali mencobanya. Tapi perpaduan bumbu rujak dan kuah soto, menghasilkan cita rasa yang unik dan nyentrik. Ada unsur soto yang gurih berkaldu bercampur dengan rasa rujak yang ada aroma petisnya.
Rujak soto sendiri berasal dari Banyuwangi. Banyak juga ditemui di beberapa kota yang ada di pulau Madura. Ada sedikit perbedaan antara rujak soto yang ada di Banyuwangi dan Madura. Perbedaan terletak pada petis rujaknya.
Di Banyuwangi menggunakan petis yang berbahan dasar dari udang, sedangkan di madura petisnya berbahan dasar ikan. Jadi rujak soto dari Madura, citarasanya cenderung sedikit lebih asin dibanding yang dijual di Banyuwangi.
Untuk isiannya, seperti rujak pada umumnya. Hanya saja tanpa irisan buah. Melainkan aneka sayuran seperti, kacang panjang, kecambah, kangkung dan timun. Kemudian diracik dengan bumbu kacang beserta petisnya. Setelah itu rujak akan di siram dengan kuah soto yang gurih berikut dagingnya. Terahir, ditambah taburan bawang goreng dan kerupuk.
Rujak soto biasanya disajikan dengan lontong, kadang ada pula yang menyantapnya bersama nasi. Untuk harga, bisa dibilang cukup terjangkau. Hanya dengan 15-20 ribu rupiah saja, kita sudah bisa menikmati seporsi rujak soto.
Jika sedang berkunjung ke Banyuwangi, jangan lupa untuk mencicipi kuliner unik ini. Rekomendasi warung yang cukup ramai dikunjungi, yakni warung rujak soto Mbok Mbret. Berlokasi di kecamatan Cluring, Banyuwangi.
Atau jika sedang singgah di kota Bangkalan. Warung rujak soto banyak ditemui di sekitar Universitas Trunojoyo Madura. Yang berada di kecamatan Kamal, Bangkalan.
