"Kenapa?" katanya sambil menatapku dengan tatapan yang teduh.
"Karena bintang punya kekuatan. Dia bisa tetap terang disaat malam yang gelap. Dan ketika aku sedih, bintang akan berkedip-kedip ke arahku seolah  mengajak bergembira," kataku sambil tetap melihat ke arah langit. Meski tak bisa melihat mataku, tapi dia tahu kalau aku bercerita dengan mata yang berbinar. Ah, dia memang seperti itu. Pandai menebak apa yang aku rasa.
"Coba kau matikan seluruh lampu," kalimat perintah darinya membuatku menatap heran.
"Untuk apa?" tanyaku.