Kita menjadi kenangan. Sesuatu yang akan selalu kita rindukan, tapi tentu saja kita tidak akan bisa lagi kembali ke sana, ke masa-masa kebersamaan. Kita seperti menabung rindu, tapi bukan lagi untuk bertemu. Hanya menabungnya saja, karena kita tahu masa lalu sudah bukan lagi tempat kita. Dan celengan rindu itu akan kita pecahkan untuk kita urai kenangannya satu per satu. Tapi masih tidak untuk bertemu, karena kita sudah punya kehidupan sendiri dan harus terus melangkah maju. Ya, seperti itu. Tapi, seperti itu pun tidak apa-apa.
Mungkin juga, kita akan bertemu lagi. Tertawa dan bercanda berdua sambil memandangi senja. Dulu kita melakukannya penuh cinta. Kali kita bertemu lagi ini, kita mungkin akan melakukannya dengan penuh pura-pura tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita. Seperti itu pun tidak apa-apa.
Pada satu waktu, mungkin kita akan melihat televisi yang memutar sebuah film, lalu kita berdua bergumam, itu film kita. Dan kita akan menontonnya sampai selesai karena kita menyukainya. Kadang menggerutu karena iklan, kadang tertawa pada adegan yang kita suka, kadang terdiam karena mengingat betapa menyenangkan saat dulu kita menontonnya berdua. Bisa jadi juga saat itu kita menitikkan air mata teringat kenangan-kenangan lama ketika kita menontonnya berdua dan tertawa. Dan sekarang, kita juga menontonnya pada saat yang sama, hanya tempatnya yang berbeda. Seperti itu pun tidak apa-apa.
Bisa jadi juga, kamu akan menemukan bukuku di suatu tempat, membacanya, dan menemukan banyak sekali kamu di sana dengan nama yang berbeda-beda. Dan aku menemukan kekasihmu sedang melakukan tugasnya di tempatku sini, melihatnya, mengamatinya, dan terus berbicara tanpa suara betapa beruntungnya dia. Seperti itu pun tidak apa-apa.
Sebenarnya memang menjadi seperti apa pun, tidak apa-apa. Tapi kalau boleh jujur, aku ingin tidak seperti itu. Aku ingin kita adalah aku dan kamu, di sini, berdua, saling jatuh cinta. Bukan aku dan kamu yang berbeda tempat, bersama orang lainnya masing-masing, dan saling mengenang saja.
Tapi bagaimanapun juga, sepertinya, seperti sekarang ini pun tidak apa-apa. Kita saling peduli, kadang saling menyapa, menanyakan kabar, tapi kita sama-sama menjaga hati agar tidak saling jatuh cinta lagi. Ya. Seperti itu pun tidak apa-apa.
_______
Diambil dari namarappuccino bersama fiksi dan puisi lainnya.