paralel continue
long time no see.. the fame : dokter jaga yang modis dan banyak acara dr.Loyanda, apa kabarnya ya.... ---------
lanjut....
Loyanda berlari2 kecil, di kepalanya sudah ingin meluncur cerita unik yang baru saja dialaminya.. ia ingin membagi ceritanya pada rekan2 sejawatnya di ruang kantin, ia janjian bertemu setelah sekian lama sibuk dengan urusan masing-masing...
Loyanda tiba dan langsung mbuka pembicaraan, 'salamaleikum smuaa... maaf telat,... tadi itu saya bingung nyari dompet...'
Temannya menyahut. Maklum.
'iyaa kirain dompetku hilang lagi... soalnya kemarin sempat hilang , tapi udah didapat, tau gak suster dapat dimana?! Di WC, ...! ternyata sy kecopetan, terus copetnya ninggalin dompet saya di wc lho...bersama secarik surat!'
'masaak?! wah beruntungnya..' kata teman2x... ia mengeluarkan surat dari sang pencopet untuk ditunjukkan pada rekan2nya.. 'ini adalah hal ajaib .. seorang copet nulis surat...'
namun ia lupa taruh dmana surat itu, *biasa* selagi bercerita dan merogoh kantongnya, 'mana tulisannya diplomatis gitu lagi, ntar saya bacain...'
'masa sih.. eh saya juga pernah lho...' si Velita memotong pembicaraan Loyanda yang masih penasaran sama surat itu dan bercerita, 'waktu itu saya naik taksi, pas udah bayar baru nyadar dompetku ketinggalan... taksinya sdh jauh... mana gak catet lagi .. dompet nya sih gak seberapa, tapi suratnya yang penting.. tau gak supirnya ngirimin balik semua surat2 di dalamnya, lintas pulau lho, jauh kan.. yah walau dompetnya dan uangnya gak balik tapi lumayan kan.... siapa yg mau kehilangan surat2.. untuung saja...'
masih bercerita, dipotong oleh suster Poren, yang sudah tak sabar ingin meluncurkan kisahnya yang mirip, tapi menurutnya lebih hebat...
'iiih tetangga saya malah di singapur lho jatuhnya', sambil tangannya menyeruak mendominasi pembicaraan .. 'bayangkan saking jujurnya orang di sana, dompetnya, sama semua uangnya kembali ...!
hanya kurang biaya pengiriman saja, tapi dompetnya utuh, beserta semuaaa isi...'
'ih jangan salah ya... ada cerita lebih heboh lagi'... kali ini dari arah pintu,
Blenda bercerita sambil membawa makanan, 'kemarin teman saya hampir kecopetan, tapi tarik menarik sama pencopetnya...bayangkan kalau dia lepas, isinya jutaan di dalam, untung aja tas mahal, jahitannya pasti oke donk... kuat! kalo nda salah....apaa ya namanya...'
poren: '...trus waktu dibalikin dompetnya ya, tetanggaku itu bercerita ini adalah yang ke dua kalinya dompetnya kembali utuh, beruntung skali dia ya,.. katanya sih ia sangat percaya bahwa tak mungkin barang hilang kalau belum ajalnya...'
poren tak jelas ceritanya mengarah kemana karena semua sedang sibuk mencari pendengar ...
Velita pun menimpali seakan takut ceritanya kelupaan... 'padahal itu dompet kesayangan ku lo.. *masih lanjut...* 'harusnya sih dibalikin juga, supir taksi mana ada pake dompet cewek kayak gitu, dompet itu skalian agenda, tapi kecil jadi enak dbawa kemana2, keren deh ..kulit.. uh kalau ingat...' ceritanya semakin tak menarik
'yes aku dapaaat!' loyanda kembali merebut topik pembicaraan.. sejenak semua menoleh padanya... lalu kembali ke cerita masing-masing.... tak ada yang terdengar membalas cerita yang lain,...tak telinga yang menampung, hanya mulut yang beradu..... saling tanding cerita....
Loyanda mengeluarkan secarik kertas surat dari pencopet idolanya.. Ia membacakan isi surat itu, namun sampai kata terakhir hanya Blenda yang menatapnya, tanpa ekspresi.. okay momentx sdh lewat, tak seru lagi... ia melipat kembali surat itu dan memasukkannya dengan asal k dalam tas... sudahlah, yang lain juga sudah sibuk dengan cerita sahut menyahut itu.... Ruangan kini ramai oleh cerita dompet hilang yang hebat... tak tahu siapa pendengar tak tahu siapa pencerita...
kalau Loyanda disuruh cerita ulang semua mungkin ia akan mengatakan Velita kehilangan dompet di singapura setelah tarik menarik dengan copet untung dompetnya kembali,.. surat2nya hilang..?! hanya itu potongan cerita yang nyangkut d kepala... atau gmana ia tak jelas...
satu2nya orang yang tak ikut bicara pun bukan pendengar yang baik, ia sibuk dengan ipodnya. autis.
Ternyata mencari pendengar lebih sulit dari mencari dompet yang hilang... Loyanda kini menyeruput milo blender yang dibawa Blenda dengan wajah setengah kesal...
ia menatap tajam Blenda yang masih punya cerita meggantung....'apa tadi ceritamu?! sini coba kudengar!'
Blenda melanjutkan cerita terpotongnya.. ketika cerita hampir berakhir sukses..
'Dokter Loyandaaaa!'
mereka menoleh , Taniar datang dari arah belakang.. pasien skaligus fansnya.... 'rupanya dokter dsini juga makannya.. uuh aku baru balik dari UGD, tadi pingsan dibawa sama orang dari supermaket sebelah... aku abis shock, pingsan di kasir dok..lama, karna kepalaku kebentur rak coklat... (baca: si gadis feat taniar) 'makasih ya udah nolongin..' ia meraba perban di kepala yang dijahit dokter loyanda... 'tadi aku nyari dokter tapi katanya udah pulang...'
Blenda di samping melirik dan masih penasaran , sabar..! tinggal sedikit...
tapi Loyanda kini memperhatikan uraian Taniar dengan seksama, dan pasrah... mencoba menjadi pendengar yang baik dari segala sisi ia menatap tepat di mata Taniar.... kalau mau mendegar dengan baik harusnya seperti itu... tak susah.... 'oh ya kenapa mbak bisa shock..?!' jgn banyak gerak dulu... .'
'Iya dok...begini ceritanya....' Taniar mengatur nafasnya 'dompet saya kan kecopetan ....!'
.....
Loyanda tersedak demi mendengar kata kunci : dompet dan copet,
minumannya nyasar ke saluran pernafasan..
kini ia batuk-batuk...
Taniar menepuk2 punggung Loyanda...
Blenda mengambil jeda itu untuk mengakhiri ceritanya
walau tak ada yang mendengar...
Fin