Saya berharap suami saya menelepon pagi ini. Namun sepertinya dia sudah muak dengan tingkah saya, istrinya yang banyak meminta macam-macam.
Saya juga berharap bisa bertemu putra saya pagi ini, tapi hal itu tidak mungkin. Kami terpisah dua belas jam perjalanan.
Saya ingin pulang. Tapi saya harus pulang kemana? Ke rumah suami di desa kah? Tapi disana juga tak membuat saya seperti ada di rumah. Kami kelaparan, penghasilan suami pas-pasan. Bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan bayi kami yang berumur tiga bulan.