“Eeeww!”Saya masih ingat bagaimana rasa jijik yang mendadak muncul begitu saya mendengar pengakuan seorang selebriti bahwa ia Gay. Sepuluh tahun lalu, tidak… mungkin tujuh, mungkin juga empat tahun lalu saya masih risih mendengar sentilan-sentilan mengenai homoseks. Yang ada di benak saya, Gay identik dengan bencong. Pendosa, kelainan, berpenyakit, bahkan berbahaya, “Hati-hati, dia kan Gay. Kalau dia naksir kamu, nanti kamu bisa dibunuhnya kalau dia sakit hati”. Macam Ryan. “Habis itu kamu dimutilasi”.