Kadang kita baru menjalankan secara kaffah suatu anjuran agama ketika mengetahui penjelasan logis di baliknya.
Ketika otak belum mengatakan iya, kelakuan kita masih "pending".
Iman yang terbolak balik masih bilang.. Sah-sah aja.
Ambil contoh. Tak jauh. Saya.
#kekurangansampel :)
Sebelum ini sy masih sering minum sambil berdiri. Anjuran Rasul untuk duduk ketika minum saya anggap sunah, yang ketika kita lakukan berpahala..
Dan bila tak melakukanx tak berdosa.
Faktor kebiasaan instan sehari2... Cepat2 ke kantor, malas duduk... Minum sambil jalan. #jangandicontoh
Hanya ketika ada kursi yang paling dekat dariku ketika minum baru saya duduk.
Kemarin kapan saya melihat teman saya... Ketika menghirup segelas "akua, ia buru2 duduk jongkok krna tak ada kursi di sekitar. Agak canggung juga karna saya tetap berdiri.. Wah dia sangat niat, pikirku. Salut. *Karena terlihat aneh.
Baru ketika kemarin baca tweet seorang teman (tq to ekha) tentang pentingnya duduk ketika minum bagi kesehatan, dan bahayanya minum sambil berdiri.. *bagi ginjal,..
Baru saya sadar. *kembali.
Oh iya... Ternyata anjuran dan larangan itu bukan hanya masalah sunah wajib, haram... pahala dan dosa..
Ini menyangkut dan menyentuh langsung pada kemaslahatan kita.
Menjalankan perintah agama bukan masalah banyak2an pahala buat ditabung di hari akhir.. Inipun tentang kehidupan kita sekarang.. Dunia.
Agama itu bukan untuk akhirat only. Tapi dunia dan akhirat. Jelas... Namun kadang terlupa oleh logika kita yang masih terhijab ketidaktahuan.
Kita selalu ingin di suap.. Diberitahu baru tahu. Selalu mencari tahu ilmu ini itu yang tak ada hubungannya dengan ajaran agama.. Yang justru jauh lebih berguna. Giliran ada kajian, menghindar... Tak ada waktu.
Agama itu disimpan ketika susah, sakit, terlilit masalah.
Padahal ajaran agama menawarkan diri ketika kita sehat, untuk di telaah..
Ketika otak kita masih encer, untuk diteliti..
Ketika jiwa dan raga masih sehat untuk diamalkan.. Sebagai pencegah kerusakan, penyakit dan berbagai kemudharatan...
Mengapa babi diharamkan.
Mengapa darah tak boleh dimakan.
Mengapa bangkai tak layak dikonsumsi.
Mengapa tak dianjurkan mencukur alis.
Mengapa wanita seharusnya menutup aurat.
Mengapa haram minuman keras. *Sedikit maupun banyak.
Semua ada penyebabnya..
Cepat, atau lambat semua terungkap. Baru ketika tahu, sudah terlambat.
Mungkin sudah terlambat...?! Bertaubat dari yang harampun mungkin hanya menghapus dosa, namun akibat fisiknya akan tetap menjadi tanggungjawab dunia kita...
Akibatx sakit karena dahulu melanggar ajaran agama... Itu mungkin arti dari kalimat, kebaikan hanya dari Allah, dan keburukan akibat perbuatan kita sendiri.
Karena kita tak mengindahkan perintah agama.
Percaya. Itu cukup. Agama lah ilmu ter instan dan sempurna. Ia tak perlu penelitian yang mahal untuk mencapai manfaat, jikalau otak, ilmu dan materi tak sanggup menelaah apa dibalik aturan itu.
Imanlah yang berperan. Bukankah islam itu indah dengan segala aturannya.
Lalu mengapa harus dilawan?!
Beruntung nya orang yang mengutamakan IMAN... Diatas OTAK yang serba terbatas oleh hijab.
Iman tidak ada takarannya. Otak manusia beda2 kecerdasannya. Ada tes IQ segala. Jelas parameternya. Kalau IMAN, semua orang bisa beriman dlm kondisi fisik apapun, tapi tak semua bisa cerdas otaknya...
Maka beruntunglah orang yang berkesempatan berIMAN
Selalu disapa....
Hai orang-orang beriman...
Bukanx... hai orang-orang yang berotak...
Am I wrong or my brain blank )?(
Remind me if ...
I just hope my otak..beriman
Only that. Amin.
Just flash mine
131010