Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Meningkatkan Kemampua Berpikir Kritis (HOTS) Peserta Didik Kelas 10 pada Materi Ancaman terhadap Negara

14 Desember 2022   11:39 Diperbarui: 14 Desember 2022   11:48 135 0
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis atau tingkat tinggi peserta didik. Hal tersebut dilihat berdasarkan hasil observasi awal dikelas 10 bahwa hasil penilaian harian dari beberapa peserta didik saat dihadapkan dengan soal HOTS rendah karena peserta didik mengalami kesulitan dalam menjawab dan mencerna soal yang berbasis analisis permasalahan.

Menurut (Ariayana 2018), Adapun karakteristik soal HOTS yakni (1) mampu menilai kemampuan berpikir kritis, (2) melakukan permasalahan yang menyangkut kesehariannya, serta (3) menggunakan permasalahan secara beranekaragam
Peserta didik kurang mampu untuk berpikir secara kritis dan mendalam. Hal tersebut juga didasari oleh peran guru yang belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif sangat berpengaruh karena siswa cenderung menjadi pasif dan kurang terasah ketika guru mengajar dengan   monoton.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Untuk menunjukkan praktik baik yang sudah dilakukan, berbagi pengalaman kepada guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan penulis. Praktik baik  ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan guru  yang belum memanfaatkan model-model pembelajaran inovatif dengan maksimal dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi atau kritis saat pembelajaran begitupun saat menhadapi soal HOTS dalam ujian.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?

Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik adalah melaksanakan pembelajaran sesuai perangkat yang dibuat dan membuat pembelajaran yang menyenangkan (tidak monoton) di kelas dengan menggunakan model pembelajaran inovatif sehingga peserta didik menjadi aktif dan kreatif dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Adapun langkah-langkah guru dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu guru menggunakan model pembelajaran  Problem  Based Learning (PBL) dengan menggunakan media pembelajaran berupa salindia  Power  Point,  penampilan video kasus dari YouTube, dan presentasi dengan media Canva sertaa pada proses pembelajarannya  guru  akan  menyampaikan   aplikasi ilmu secara kontekstual yang peserta didik pelajari di kehidupan sehari-hari dan memberikan pujian kepada peserta didik yang aktif bertanya,aktif menyimak, dan menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru agar peserta didik semakin termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran ini yaitu peserta didik masih kesulitan dalam menganalisa suatu permaslahan dan juga wawasan umum mereka yang masih belum luas saat dihadapkan dengan fenomena serta situasi mengenai negara yang terkini hal tersebut disebabkan kurangnya minat literasi peserta didik dan masih minimnya penggunaan model pembelajaraan dan media inovatif yang di gunakankan guru terkait keterbatasan waktu guru dalam penyiapan perangkat pembelajaran sehingga guru terbiasa menyiapkan pembelajaran yang simpel seperti metode ceramah. Selain itu, guru masih membutuhkan waktu yang lama dalam mengorganisir peserta didik khususnya saat berdiskusi dan presentasi kelompok.

Siapa saja yang terlibat?

Demi tercapainya sebuah tujuan dan kerja sama dari berbagai pihak sangat dibutuhkan. Rekan sejawat sebagai tempat untuk berbagi pengalaman, kepala sekolah sebagai penentu kebijakan atas izin yang diberikan dalam melaksanakan kegiatan praktik baik ini, peserta didik kelas X dan seluruh stake holder yang bekerjasama untuk kelancaran praktik baik ini.

Langkah langkah dan strategi yang digunakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning PBL agar siswa mampu memecahkan suatu permasalahan dan dituntut untuk dapat berpikir kritis atau tingkat tinggi dan menggunakan media Canva untuk penyajian hasil diskusi kelompok peserta didik agar dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi pada materi dan tidak merasa bosan dalam pembelajaran.

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Athurrahman (2015: 112) mengemukakan bahwa Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk menyelesaikan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah.

Bagaimana dampak aksi dari langkah-langkah yang dilakukan?

Dampak dengan diterapkanya model pembelajaran PBL ini terhadap peserta didik yaitu peserta didik sangat tertantang untuk berpikir kritis untuk bisa menganalisis suatu permasalahan dan mencari upaya penyelesaiannya. Peserta didik juga akan mendapatkan sharing informasi dalam proses diskusi kelompok.

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Peserta didik sangat senang karena berperan aktif sebagai pelaku atau subjek dalam menggali informasi. Dengan aktif terlibat dalam mencari sumber informasi baru ini mereka menjadi mengerti dan tidak pasif seperti pembelajaran model ceramah sehingga hasilnya menjadi efektif.

Lembar refleksi peserta didik yang diberikan melalui Google Form yang pertanyaannya meliputi :
(1). Bagaimana suasana belajar yang kalian rasakan ?
(2). Bagaimana media yang digunakan guru dalam pembelajaran ?
(3). Bagaimana pemahamanmu terhadap materi yang diberikan guru dalam pembelajaran ?
(4). Apakah kamu termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran ?, dan
(5). Apakah tugas yang diberikan sesuai dengan alokasi waktunya ?.

Dimana hasilnya untuk pertanyaan:
(1). 90 % peserta didik mejawab suasana belajar  menyenangkan,  sedangkan 10% merasa kurang menyenangkan
(2). 100 % peserta didik menjawab media yang digunakan guru  menarik
(3).  80  %  peserta  didik  paham terhadap materi yang diberikan, sedangkan 20 % peserta didik kurang paham terhadap materi yang diberikan
(4). 100 % peserta didik menjawab termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, dan
(5). 85 % peserta didik menjawab tugas yang diberikan sesuai dengan alokasi waktunya dan sisanya  melebih  waktu yang diberikan.

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?
Pembelajaran yang dapat diambil dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan adalah guru harus melakukan inovasi dan kreatif dalam pembelajaran termasuk dalam menentukan media  sehingga mendapatkan hasil sesuai harapan.
Maka, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model PBL dalam materi ancaman terhadap negara pada siswa kelas 10 mendapatkan hasil yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun