Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Diplomasi Pertahanan Indonesia Melalui Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2023

10 Juni 2023   04:19 Diperbarui: 10 Juni 2023   04:34 281 0
Mengingat intensitas aksi yang semakin meningkat, baik dalam memperkuat kerja sama pertahanan dan militer maupun dalam mendukung politik luar negeri pemerintah, diplomasi pertahanan Indonesia semakin menunjukkan relevansinya untuk diselenggarakan.

Hingga saat ini, kemampuan pertahanan tersebut diperkuat untuk memiliki deterrence effect yang kredibel guna memperkuat posisi tawar di arena diplomasi.

Dalam proses perkembangannya, diplomasi pertahanan Indonesia telah terwadahi secara konstitusional melalui berbagai peraturan perundang-undangan yaitu sejak diterbitkannya Undang-Undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.

Sebagai wujud implementasi dari diplomasi pertahanan, salah satunya adalah Diplomasi Pertahanan Indonesia melalui Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK).

Indonesia secara resmi membuka Tactical Floor Game Latihan Bersama (Latma) 4th Multilateral Naval Exercise (MNE) Komodo tahun 2023 di Selat Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 5 Juni 2023, setelah sempat tertunda selama kurang lebih empat tahun.

Sebelumnya, Multilateral Naval Exercise (MNE) Komodo pertama kali digelar di Batam pada 2014 lalu. Estafet kemudian dilanjutkan di Padang pada 2016 dan terakhir di Lombok pada 2018, untuk meningkatkan hubungan kerja sama dan Navy Brotherhood juga menjadi bagian dari upaya Pemimpin TNI AL dalam membangunan sumber daya manusia TNI AL yang profesional dan unggul.

Latma MNE Komodo 2023 ini digelar di perairan selat Makassar dengan pertimbangan karena wilayah perairan yang berada di antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi tersebut memiliki area yang luas dan cukup bagus untuk dijadikan simulasi latihan.

Pagelaran yang dilangsungkan pada 4-8 Juni 2023 tersebut tercatat sebagai MNEK terbesar sepanjang sejarah. Tema yang diangkat tahun ini adalah "Partnership To Recover and To Rise Stronger".

MNEK 2023 ini diikuti oleh Angkatan laut dari 36 Negara, yakni Amerika Serikat, Australia, Brasil, Brunei Darussalam, Bangladesh, China, Kamboja, Kanada, Chili, Fiji, India, Inggris, Jepang, Kenya, Korea Selatan, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Belanda, Oman, Filipina, Pakistan, Perancis, Papua Nugini, Qatar, Singapura, Sri Lanka, Spanyol, Rusia, Thailand, Turki, Timor Leste, Britania Raya, dan Vietnam.

Tidak hanya latihan bersama, seluruh peserta yang terlibat akan mengikuti sejumlah kegiatan, yaitu Ice Breaking, International Fleet Review (IFR), serta International Maritime Security Symposium (IMSS).

Selanjutnya juga terdapat City Tour, City Parade, Fun Bike, Admiral Lunch, Bilateral Meeting, Welcome Dinner, Maritime Exhibition, dan Gala Dinner.

MNEK 2023 ini adalah latihan keamanan multilateral terbaru pasca meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian di wilayah Laut Cina Selatan.

Keputusan pelaksanaan MNEK 2023 ini diambil pada pertemuan para komandan militer 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Indonesia, yang akan menjadi tuan rumah latihan di Laut Natuna Utara, perairan paling selatan di Laut China Selatan.

Latihan bersama yang dibuka oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono ini adalah kegiatan latihan yang digelar secara rutin oleh TNI AL, yang mana merupakan implementasi dari tugas pokok TNI Angkatan Laut dalam bidang diplomasi dan militer yaitu dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) bersama dengan Angkatan Laut negara sahabat dalam aksi penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan, serta ancaman bersama aspek maritim.

Menurutnya, penguatan diplomasi angkatan laut seperti ini harus terus dipupuk. Selain sebagai sarana diplomasi, latihan bersama ini juga untuk memastikan stabilitas keamanan wilayah laut Indonesia mengingat wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara.

MNEK 2023 ini dilakukan dengan didasarkan pada prinsip kesetaraan dan saling menghormati. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan persaudaraan di kalangan negara-negara peserta latihan gabungan serta berbagi pengalaman dan menyiapkan kerangka kerja sama dalam menghadapi situasi krisis dalam bidang keamanan maritim.

MNEK 2023 dilakukan pada saat memuncaknya ketegangan antara dua raksasa ekonomi terbesar di dunia yakni Amerika Serikat dan China.

Pihak Amerika Serikat menyebutkan bahwa kapal perang China telah menerobos jalur di depan kapal induk Amerika Serikat dalam skala "interaksi berbahaya".

Dalam latihan gabungan tersebut, Angkatan Laut China bahkan mengirimkan kapal induk Zhanjiang dan fregat Xuchang, di mana kedua kapal itu telah dilengkapi dengan peluru kendali, berdasarkan laporan media pemerintah China CCTV pada hari Senin (05/6).

MNEK 2023 ini digelar di saat China dan AS tengah saling meningkatkan diplomasi masing-masing militernya di kawasan Asia Pasifik, yakni dengan mengadakan latihan perang rutin antarsekutu dan mitra di sekitar Taiwan, hingga di jalur perairan yang sibuk di Laut China Selatan dan Pasifik barat.

Latihan gabungan komodo ke-4 tersebut juga dilakukan hanya beberapa hari setelah insiden pertemuan kapal perang Amerika Serikat dan China di Selat Taiwan.

Salah satu pengamat militer dari The Institute of Security and Strategic Studies (ISSS) menilai bahwa latihan bersama ini sebagai bentuk diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesia untuk membangun kepercayaan, mengurangi kekhawatiran dan kesalahpahaman antar negara dan bukan dalam konteks untuk menghadapi kekuatan besar yang ada.

Meskipun ada kekuatan-kekuatan atau negara yang ingin mendominasi di kawasan tersebut, namun MNEK ingin membangun kemitraan yang melampaui itu.

Diharapkan semua negara yang mengambil bagian dari latihan bersama tersebut bersedia mengesampingkan perbedaan-perbedaan dan ketegangan politik serta membangun komitmen bersama.

Indonesia juga ingin mewujudkan peran yang lebih besar dalam bidang pertahanan karena wilayahnya yang sangat luas baik itu laut, daratan, dan udara serta posisinya yang sangat strategis.

Akan ada banyak tantangan dan ancaman bagi kepentingan nasional Indonesia jika Indonesia tidak mengambil peran yang lebih besar dan meningkatkan pengaruhnya di kawasan tersebut.

Tetapi dalam konteks ASEAN, ambisi Indonesia bukan dalam konteks hegemoni, tetapi membangun kemitraan untuk bekerjasama membangun pagar yang kokoh dalam rangka mewujudkan tujuan-tujuan ASEAN.

MNEK 2023 adalah tempat yang fantastis untuk membangun hubungan jangka panjang antara Indonesia bersama negara lainnya dengan meningkatkan upaya koordinasi, memperkuat kemitraan, dan memperdalam kolaborasi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun