Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Dewan Pencabik Demokrasi

26 Maret 2015   09:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:59 19 0
BY:Rinta Nurhayati




Entah dengan sebutan apa aku mengucap

dan pada siapa aku berucap

semuanya seolah kalap

tanpa keputusan yang mantap

Di sana tuan dan puan rapat

entah apa yang didapat

semuanya keluarkan pendapat

tapi tak satu oun yang sepakat

Terlalu enak duduk dikursi empuk

walau mulut saling mengumpat

katanya demi rakyat

tapi seperti main petak umpet

Terlupa perundang undangan

hak untuk sampaikan pendapat

tapi keluarkan hak angket

yang membuat situasi semakin ruwet

Wahai kau sang dewan

yang sering melawan

ketika demokrasi didengungkan

seolah kau senewen

Wahai kau sang dewan

mengapa tak mau jadi relawan

yang mencari kebenaran

hingga kau tak disalahkan

Bukankah negara ini demokrasi

tetapi kenapa tak bisa mengatasi

yang dari sana rakyat diawasi

tetapi sepertinya dibatasi

Apakah kau  sengaja mengoyak demokrasi

hingga kau bebas berlaku

bahkan rasis pun kau bawa

bersembunyi di balik kata

Jika kau penjungjung demokrasi

kenapa kau sulit diatasi

bahkan cenderung saling mencemari

seperti anak kecil isap jemari

wahai tuan dan puan dewan

cukuplah mala lalu negara dijajah

jangan kau bangkit jadi penjajah

di negeri yang sudah bosan akan tingkah

Wahai kau sang dewan negeri

milikilah rasa malu dan peduli

hingga kau dapat dihargai

dari sikap dan tingkahmu sehari hari

Janganlah koyakkan hati rakyat

yang menginginkan rasa damai

lewat demokrasi di negeri ini

yang kini tanpa sadar terzalimi

Aku jenuh dengan tingkahmu

muak dengan sikapmu

yang seolah sopan dan lugu

ternyata berputar dalam belenggu

wahai sang dewanjangan sampai rakyat melawan

hingga kau tertawan

oleh egomu yang memuakkan.

Hongkong 260316

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun