Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Fenomena Kegiatan Sosial Keagamaan di Bulan Suci Ramadhan

18 Juni 2022   00:07 Diperbarui: 18 Juni 2022   00:13 1044 0
Upaya Solidaritas Masyarakat untuk Memakmurkan Masjid di Bulan Ramadhan
Dalam berhubungan mencakup beberapa hal salah satunya ialah keagamaan. Masyarakat akan saling menjaga dan mempererat hubungan sosialnya dan juga social keagamaannya. Upaya ini dilakukan untuk memakmurkan masjid di bulan suci Ramadhan yaitu dengan cara bersih-bersih masjid, salat tarawih, serta tadarus. Kegiatan ini berguna agar menciptakan kenyamanan dalam beribadah. Dalam melakukan kegiatan ini takmir masjid menyerahkan tugas kepada ikatan remaja masjid yang mana dibantu dari semua kalangan masyarakat agar dapat menciptakan suatu solidaritas dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Terdapat juga kegiatan berupa kultum di waktu pagi hari setelah salat Subuh dan sore hari, serta dilanjutkan dengan pembagian takjil untuk para jamaah sore hari. Pembuatan takjil ini dibuat secara bergantian dari rumah satu ke rumah yang lain di sekitar masjid. Inilah letak solidaritas masyarakat itu muncul. Hal ini merupakan kesepakatan bersama dengan masyarakat sekitar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya memperkuat solidaritas masyarakat dalam memakmurkan masjid di bulan Ramadhan yaitu adanya kerjasama takmir dan ikatan remaja masjid dengan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan solidaritas dengan melakukan kegiatan keagamaan seperti kultum, tadarus, pembagian takjil, atau bersih-bersih merupakan suatu hal yang sangat efektif untuk memakmurkan masjid di bulan Ramadhan. Terbukti dengan ramainya suasana kegiatan yang dipelopori oleh takmir dan ikatan masjid tersebut.
Perilaku Orang di Bulan Ramadhan
Di bulan Ramadhan terdapat dua tipe orang yang terlibat dalam aktivitas puasa yaitu dikategorikan sebagai berikut:
Sebagai pemain atau orang yang berpuasa serta produktif dalam menjalankan waktu ibadah puasa untuk hal mencari pahala
Sebagai penonton atau orang yang berpuasa tetapi melakukan kegiatan yang membuat puasa sia-sia.
Banyak sekali fenomena sosial di bulan Ramadhan seperti banyaknya orang yang gemar menongkrong di keramaian, ngabuburit dengan balap liar di jalan, sibuk berbelanja hingga lupa dengan ibadah, menonton TV sehari penuh, membicarakan kejelekan orang lain, dan lain-lain. Saat malam takbir di akhir bulan Ramadan mereka berpartisipasi Merayakan kemenangan dengan berkeliling memukul bedug dan berlomba-lomba Menyalakan petasan sehingga suara takbir terdengar samar.
Tradisi Tongtek
Tradisi tongtek adalah sebuah tradisi untuk membangunkan orang sahur di bulan Ramadhan. Tradisi ini sudah turun temurun dari para wali yang ada di Indonesia. Salah satu contoh produk sosial budaya masyarakat yang beragama Islam meyakini bahwa orang yang membangunkan sahur di bulan puasa akan mendapatkan keberkahan dari Allah.
Salah satu kegiatan sosial yang sering dilakukan setiap bulan puasa adalah tradisi tongtek. Jenis macam-macam kegiatan tongtek ini beragam jenisnya dan salah satunya yaitu dengan tetabuhan yang diarak keliling kampung. Alat ini berupa bedug, galon air, kaleng cat, kaleng biskuit, atau kentongan. Alat ini dibunyikan dibarengi dengan keliling kampung.
Kegiatan ini adalah sumber pengetahuan dari kebersamaan masyarakat karena menyangkut sebuah tradisi. Tradisi ini harus dilestarikan sebab selain mendapatkan keberkahan dari Allah, tradisi ini juga merupakan sebuah kesenian yang harus dipertahankan. Tradisi merupakan sebuah pengetahuan yang berasal secara turun-temurun dan tidak dapat diganggu gugat. Hal ini merupakan suatu kebersamaan masyarakat untuk menghormati budaya yang sudah turun-temurun dari para pendahulu. Begitupun dengan tradisi tongtek yang ada di bulan Ramadan ini merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat khususnya bagi umat Islam yang ada di Indonesia.
4.  Batahlil di Ternate
Batahlil adalah tradisi mengirimkan doa kepada leluhur atau sanak saudara yang sudah meninggal. Menurut masyarakat Ternate (Maluku utara), batahlil dapat menguatkan jiwa dalam menyambut Ramadan. Kalau didaerah jawa kita menyebut acara (tahlilan), melakukan acara batahlil dengan cara duduk menyilang dan saling berhadapan. Imam akan duduk di ujung barisan sembari memimpin ritual. Di sisi kanan dan kiri akan ada irisan daun pandan, daun jeruk dan bunga melati di dalam satu wadah. Selama prosesi warga akan membaca ayat-ayat dalam Al-Quran seperti surah pendek Al-Fatiha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, juga kalimat zikir, selawat, serta doa-doa seperti doa tolak bala.
Fenomena Ajaran Walisongo
Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman nusantara terutama: budaya, adat istiadat, tradisi, dan juga agama. Mempunyai toleransi yang sangat tinggi dalam antar agama, Sebelum mengenal islam negara indonesia disebut  dengan  (Nusantara) karena pada saat itu antar umat beragama masih sistem kerajaan (Hindu-Budha). Walisongo terdiri dari 2 kata yang dikandungnya yaitu songo berasal dari bahasa Jawa yang berarti sembilan dan wali yang berarti sunan, kekasih Allah, atau waliyullah. Masing-masing mempunyai wilayah dakwah yang berbeda di sepanjang tanah Pantura Jawa. Namun kesembilan wali tersebut dipandang mempunyai kesamaan karakter dalam berdakwah dan mempunyai silsilah keturunan serta keilmuan yang sama, sehingga melahirkan sebuah kesepakatan menyebut kesembilan wali dengan sebutan Walisongo. Kesembilan Wali yang dimaksud adalah: Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Djati. Mereka hidup dalam abad XV dan XVI M.
Walaupun tentunya masing-masing mempunyai karakter dan keahlian berbeda dalam berdakwah, namun karena secara mendasar mempunyai kesamaan karakter dakwah dalam konteks masyarakat Jawa. Walisongo dinilai sebagai sosok para ulama sufi yang sekaligus psikolog karena mampu membaca fenomena masyarakat yang ketika itu telah menganut kepercayaan Hindu dan Kejawen. Tetapi, Walisongo adalah pribadi-pribadi yang terbentuk melalui dasar-dasar nilai Islam sufistik yang memiliki kearifan dalam bersikap serta mempunyai keimanan yang kokoh, sehingga secara pribadi, para wali mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial budaya yang berbeda. Sementara secara sosial, para wali tersebut mudah diterima masyarakat sekalipun memberikan pandangan keagamaan yang berbeda. Bahkan pada akhirnya Walisongo mewarnai berbagai perangkat kehidupan dalam bidang sosial, budaya, pendidikan (pesantren), bahkan pemerintahan, hingga akhirnya Islam benar-benar menjadi agama mayoritas di Tanah Jawa.
Dakwah tidak hanya dilakukan secara lisan, tetapi juga dalam segala keadaan. Walisongo juga berdakwah melalui akulturasi budaya yang menciptakan suatu kesenian wayang dengan cerita bernuansa Islam, tembang-tembang Jawa seperti Lir Ilir dan Cublak-cublak Suweng, tradisi tahlilan, mitoni, bancakan. Walisongo tidak serta merta langsung menolak dan menghapus tradisi masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan Islam baik berupa pemujaan terhadap roh leluhur. Sebab tindakan penolakan langsung justru akan menjauhkan masyarakat. Inilah bukti sikap arif untuk menerima realitas kondisi psikologis dan sosial masyarakat sebagai sebuah bentuk kesadaran bahwa setiap individu atau komunitas mempunyai karakter yang tidak lepas dari proses pembentukan lingkungannya. Kalaupun ada kehendak kita atau para pendakwah (dai) untuk menunjukkan jalan yang benar sesuai petunjuk Allah SWT., maka harus menerapkan berbagai perilaku terpuji yaitu dengan penuh lemah lembut, menunjukkan rasa kasih sayang sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap apa yang telah ada dalam diri masyarakat.
Dengan cara tersebut, masyarakat akan merasakan dan memahami bahwa Islam merupakan suatu agama yang diyakini membawa kedamaian dengan nilai kasih sayang. Tidak ada unsur pemaksaan untuk memeluk Islam, tetapi dengan kesadaran diri melihat ajaran Islam yang dapat membentuk karakter kepribadian pemeluknya yang memiliki sikap dan perilaku baik secara pribadi maupun sosial. Dalam hal ini, pada intinya ajaran walisongo  merupakan sebuah ajaran sunni yang menganut faham ahl sunnah wal jamaah.
Islam adalah agama sempurna di turunkan kepada Nabi Muhamad Sallalahualaihiwassalam  ( Rahmattan lil alamin) untuk di sampaikan kepada seluruh umat manusia. Meski hadir pertama kali dijajirah arab, tapi berkat para pedagang dan ulama, agama ini mampu menyebar ke seluruh dunia termasuk indonesia. Islam di Indonesia mampu menciptakan akulturasi dengan menyerap spirit perjuangan masyarakat lokal. Penyatuan Islam dan kearifan lokal ini yang disebut Islam Nusantara. Islam sebagai sebuah agama mengatur kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk mencapai kesejahteraan itu, manusia diberikan akal pikiran dan wahyu yang berfungsi membimbing manusia dalam perjalanan hidupnya.
 Allah berfirman dalam Q.S Ali-Imran/03: 85
(85)
Artinya: Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
ajaran yang benar dan ajaran rahmatan lil-alamin (ajaran agama keselamatan). Kalangan penganut agama Islam di Jawa tingkat atas (kalangan para bangsawan) ada sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Para wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai "Wali Sanga" (Sembilan wali). Adapun sembilan orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Muria,Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati.
Itulah fenomena ajaran walisongo yang di laksanakan dalam menyebarkan islamisasi di seluruh penjuru tanah nusantara terutama di wilayah jawa.
C. Kegiatan Sosial Keagamaan Selama Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah Bulan penuh rahmat bagi seluruh umat Islam karena selain menjadi bulan diturunkannya Al-Quraan, pada bulan tersebut umat muslim juga di wajibkan untuk menahan hawa nafsu (makan dan minum) atau yang biasa di sebut berpuasa.
Pada bulan yang penuh rahmat tersebut, umat muslim dianjurkan untuk melakukan hal-hal kebaikan yang berhubungan dengan keagamaan. Hal tersebut di lakukan agar senantiasa selalu teringat kepada penciptanya.
Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan umat muslim ketika bulan Ramadhan, baik di lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat, baik kaum muda hingga kaum lansia. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. kegiatan membaca al quran
Salah satu kegiatan positif yang bisa kita lakukan pada bulan Ramadhan sebagai cara menambah pahala yaitu mengaji atau membaca Al Quran.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam bagian dari QS. Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi:

 Ramanalla unzila fhil-qur`nu hudal lin-nsi wa bayyintim minal-hud wal-furqn, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaumh.
Artinya: "Bulan Ramadhan, bulan yang mulia yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia dan penjelasan penjelasan di dalamnya mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda (antara yang hak atau yang benar dan yang bathil atau yang salah)."
Agar lebih semangat lagi, Anda dapat melakukan tadarus Quran bersama dengan keluarga atau teman-teman terdekat.
Karena membaca Al Quran bersama akan menjadikan lebih berilmu, sebab akan saling mengingatkan jika ada kekurangan atau kesalahan dan dapat memahami maknanya bersama sama. Jadi, sebaiknya buatlah program tadarus selama bulan Ramadhan. Semisal 1 day 1 juz secara istiqomah, sehingga dapat mengkhatamkan Al-Quran.
2. Bersedekah
Kegiatan positif lainnya yang berhubungan dengan pahala bersedekah pada bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan adalah dengan memotivasi sesama untuk memperbanyak sedekah.
Lalu menyalurkan sedekah tersebut kepada orang yang membutuhkan seperti fakir miskin dan anak anak yatim piatu yang kekurangan. Tentu saja boleh untuk mendahulukan orang terdekat atau tetangganya terlebih dahulu sebagai wujud keutamaan bersedekah kepada yang terdekat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang artinya:
"Sebaik baik sebuah sedekah adalah sedekah yang dilakukan pada bulan Ramadhan." (HR. Tirmizi) Hadist tersebut menjelaskan bahwa sebaik sebaik sedekah ialah yang dilakukan pada bulan yang mulia, yaitu bulan Ramadhan. Namun dengan adanya hadist tersebut bukan berarti yang dilakukan di bulan lain tidak baik sedekahnya.
3. Puasa Lahir Batin
Dari Abu Hurairah ia pernah berkata, bahwa "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda: "Barang siapa umat islam yang berpuasa ramadhan dengan ikhlas yakni hanya karena imannya kepada Allah dan berharap pahala akherat, maka akan diampuni dosa dosanya atau kesalahannya yang telah lalu". (HR Bukhari dan Muslim). Jadi, biasakan untuk puasa lahir batin, yaitu menahan lapar, haus dan menahan hawa nafsu serta menjauhi perbuatan maksiat. Dengan begitu, puasa yang kita jalankan mendapat pahala yang sempurna, tidak hanya mendapat lapar dan haus saja.


4. Sholat Tarawih Berjamaah
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barang siapa umatku yang mampu menghidupkan malam bulan Ramadhan karena iman kepada Allah dan ia mengharap pahala indah dari Allah maka ia akan diampuni dosa dosanya atau kesalahnnya yang telah lalu."
Menghidupkan malam bulan Ramadhan maksud dari hadist tersebut yaitu dengan melakukan amal baik misalnya melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah. Mungkin untuk sebagian orang, sepanjang harinya sibuk dengan rutinitas dunia hingga tak pernah mengetahui atau bergaul dengan tetangga dekatnya sendiri.
Nah, bulan Ramadhan bisa menjadi moment untuk meningkatkan silaturahmi, yaitu dengan shalat tarawih bersama tetangga.Dengan begitu akan terjalin hubungan yang damai dan bisa mendapatkan pahala shalat tarawih di bulan Ramadhan. Untuk menunjang peribadahan Anda agar lebih khusyu, pemilihan alat ibadah seperti mukena perlu Anda perhatikan. Pilihlah dengan bahan yang nyaman, lembut di kulit dan tidak terasa gerah.
5. Memperbanyak Doa
Sudah sepatutnya kita memperbanyak doa pada bulan Ramadhan. Inilah kesempatan kita untuk memohonkepada allah SWT. Kita bisa memotivasi teman-teman kita untuk mendoakan kebaikan satu sama lain atau mendoakan saudara saudara kita. Pada bulan yang penuh dengan kemuliaan ini, Allah memberikan nikmat di mana Allah tidak akan menolak doa orang yang sedang berpuasa. Dengan kata lain, bisa juga kita artikan bahwa doa orang yang berpuasa di bulan Ramadhan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Namun, dalam hal ini perlu kita garis bawahi bahwa sejatinya manusia hanya dapat meminta dan berikhtiar, selebihnya Allah yang akan mengaturnya.
6. Memberi Makan Pada Yang Tidak Mampu Atau Fakir Miskin (Kaum Duafa)
Perlu kita ketahui bahwa tidak semua orang memiliki kemudahan untuk makan dan minum, banyak orang di luar sana yang bahkan masih merasa lapar ketika waktunya berbuka puasa. Karena memang tidak ada yang bisa dimakan sama sekali, oleh sebab itu jika memang kita mampu, mari luangkan rezeki untuk berbagi kepada sesama yang kekurangan. Selain itu, pahami juga mengenai pahala menyantuni anak yatim di bulan Ramadhan. Yakinilah bahwa Allah akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang menyantuni anak yatim.
Sebagaimana dalam sebuah hadits yang artinya:
"Barang siapa umat islam yang memberi ifthar atau makanan minuman (untuk berbuka puasa) orang orang yang sedang berpuasa ramadhan maka baginya akan mendapatkan pahala seperti orang baik yang juga berpuasa tanpa dikurangi atau dihilangkan sedikitpun pahalanya." (HR. Bukhari Muslim)
7. itikaf
Itikaf memiliki arti berdiam diri di dalam masjid/mushalla atau tempat yang tenang untuk beribadah. Tujuannya untuk mendekatkan diri dan melakukan kebaikan kepada Allah. Amalan Itikaf itu menurut Rasulullah disunahkan baik bagi lelaki dan perempuan, selana bulan Ramadhan pun Rasulullah SAW selalu beritikaf dengan sungguh sungguh.
Beritikaf pada hari hari 10 (sepuluh) malam Ramadhan yang terakhir serta para wanita yang menjadi istri Beliau pun menjadi turut ikut beliau. Hendaknya kita melaksanakan Itikaf dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat seperti memperbanyak bacaan dzikir, memahami dan banyak mengucap istigfar, membaca dan mempelajari Al-Quran, berdoa kebaikan untuk dunia akherat, shalat sunnah dan ibadah lainnya.
8. Aktif Meningkatkan Zakat Fitrah
Di akhir bulan Ramadhan yang mulia, kita mengetahui bahwa Allah mewajibkan kepada setiap muslim laki laki dan perempuan untuk mengeluarkan zakat fitrah. Zakat fitrah ini sebagai ibadah untuk penyempurna puasa Ramadhan yang dilakukan. Tentu saja sebagai umat muslim, kita bisa mengingatkan kepada keluarga atau sahabat terdekat, atau lebih baik jika turut aktif membantu dan menjadi panitianya.
9. Umroh
"Umroh yang dilakukan pada bulan Ramadhan ialah memiliki pahala seperti haji bersamaku." Begitulah sabda Rasulullah SAW.
Barang siapa yang melaksanakan umroh, karena niat karena Allah, bukan karena ingin pamer atau ingin dipuji manusia maka akan mendapatkan pahala yang mulia. Allah akan mengganti biaya umroh kita dengan balasan pahala yang melimpah. Bukan hanya pahala di akhirat, namun juga pahala di dunia berupa rezeki yang berkah.
Sudah kita ketahui bersama bahwa salah satu fadhilah dari umroh adalah mendatangkan rezeki, sebab umroh adalah penghapus kefakiran. Jika Allah menghapus kefakiran kita, maka rezeki baik secara materi, kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan, dan sebagainya akan datang ke dalam hidup kita.
10. Memperbanyak Kebaikan
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap amalan baik pada bulan Ramadhan, baik itu amalan yang berhubungan dengan Allah, dengan diri sendiri, atau yang berhubungan dengan kebaikan untuk orang lain, akan Allah lipatgandakan pahalanya hingga 70 kali ketimbang hari-hari pada bulan biasa.
Tentunya kita harus melakukan sebuah kebaikan itu dengan hati ikhlas, agar Allah meridhai. Jadi, kita bisa berlomba-lomba dalam kebaikan, walaupun minimal seperti tersenyum kepada orang lain.
11. Menonton Serial Favorit Yang Bernuansa Islami
Menonton memang menjadi salah satu kegiatan yang disukai banyak orang, termasuk kita yang membaca ini bukan? Kegiatan menonton disuaki oleh berbagai kalangan, baik itu orang dewasa hingga anak kecil sekalipun. Pada bulan Ramadhan, Anda dapat ngabuburit dengan menonton film serial favorit bersama keluarga, baik itu yang bergenre drama, action, komedi atau yang lainnya.
Tidak hanya itu, Anda dan keluarga juga bisa menonton film yang bernuansa Islami, seperti My Name is Khan, Hanum dan Rangga, Ketika Cinta Bertasbis, Ayat-ayat Cinta, 99 Cahaya di Langit Eropa. Bahkan jika bersama anak, Anda dapat menonton serial tentang sejarah islam, ataupun film kartun tentang kisah-kisah para nabi dan masih banyak lagi.
12. Olahraga Bersama Di Rumah
Jika biasanya Anda dan keluarga melakukan olahraga jogging atau jalan santai keliling komplek rumah, untuk kali ini lakukan ngabuburit olahraga di rumah saja.
Tapi, semua tergantung Anda, ditakutkan jika keluar rumah akan lebih terasa lelah. Sebaiknya, saat bulan Ramadhan lakukan olahraga ringan, mulai dari yoga, peregangan tubuh, aerobik dan lainnya. Walaupun sedang berpuasa, tentu berolahraga sangatlah penting demi menjaga kesehatan tubuh.
13. Sholat Malam
Di bulan Ramadhan, perbanyak untuk melakukan shalat tahajud, lakukan juga aktivitas yang lebih positif seperti mengajak keluarga dan teman teman untuk juga melakukannya. Dengan begitu, kegiatan tersebut menjadi kebiasaan nantinya akan selalu dilaksanakan saat tiap malam, bahkan tidak hanya di bulan Ramadhan saja.
Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam hadist berikut:
"Shalat malam atau shalat tahajud itu dua rakaat, dan apabila ada salah seorang darimu merasa khawatir akan masuk shubuh, maka hendaklah ia melakukan shalat satu rakaat yaitu witir sebagai pengganjil dari shalat malam yang dilakukannya." (HR Bukhari dan Muslim).
14. Mendengarkan Kajian Atau Ceramah Islam
"Apa apa atau sesuatu yang telah aku larang tinggalkanlah, dan juga segala sesuatu yang telah aku perintahkan lakukanlah dengan benar semampu kamu dengan niat karena Allah, karena sesungguhnya hal yang membinasakan orang orang kafir sebelum kamu adalah mereka itu banyak bertanya dan juga banyak menyelisi serta menentang Nabi Nabi mereka." (HR Bukhari dan Muslim).
Dari hadist tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa banyak orang yang masuk neraka karena tidak mengikuti perintah Nabi. Oleh karena itu, sebagai umat muslim kita harus memperbanyak wawasan islami seperti mendengarkan kajian atau ceramah.
Dengan demikian kita dapat mengerti apa saja yang benar dan yang salah serta terhindar dari jalan yang sesat. Bisa mengisi kegiatan dengan memperkaya ilmu agama, agar setelah mengetahui ilmunya, Anda dapat mengaplikasikannya.
15. Buka Puasa Bersama
"Manusia (yakni umat islam) yang senantiasa baik ialah yang selama mereka puasa ramadhan mereka bersegera dalam berbuka puasa."  (HR Bukhari dan Muslim).
Bukan sebuah larangan dalam islam jika ingin menjalankan acara buka puasa bersama terlebih jika ditambah dengan kebaikan seperti mengajak orang-orang yang tidak mampu. Tentunya aktivitas positif ini tetap harus mendahulukan ajaran islam, yaitu jangan sampai diisi dengan kegiatan yang tidak bermanfaat.
Contoh kegiatan yang tidak bermanfaat tersebut misalnya menggosip, telat melaksanakan shalat maghrib dan isya, bergadang yang tidak penting dan lain-lain. Jadi, lebih baik isi kegiatan dengan amalan-amalan islam yang baik sehingga mendapatkan pahala yang berlimpah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun