Era globalisasi membawa dampak yang besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Pesatnya perkembangan teknologi informasi, bebasnya arus perdagangan, dan semakin meluasnya penyebaran budaya asing membawa dampak positif dan negatif bagi negara kita. Di satu sisi, globalisasi memberikan peluang bagi pembangunan ekonomi, peningkatan akses terhadap pendidikan, dan kemudahan komunikasi antar negara. Namun di sisi lain, globalisasi juga berpotensi mengancam keutuhan dan jati diri bangsa Indonesia, khususnya kelestarian keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia.
Di tengah berbagai tantangan global, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda memberikan pedoman penting bagi bangsa Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sumpah Pemuda menyatukan perbedaan kita dan mengajarkan kita untuk menjaga semangat kebangsaan. “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia” merupakan semboyan yang mengingatkan kita untuk selalu mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan individu atau kelompok tertentu.
Dalam menghadapi globalisasi yang semakin meningkat, persatuan nasional merupakan landasan yang tidak dapat dicabut. Mengingat globalisasi, Indonesia tidak bisa terpecah belah. Keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia merupakan aset berharga yang harus dilestarikan. Sumpah Pemuda mengajarkan kita bahwa keberagaman bukanlah penghalang untuk bersatu, namun justru menjadi kekuatan yang bisa dijadikan modal untuk maju bersama. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan budaya Indonesia dan terus berkembang melalui ketaatan pada nilai-nilai pemersatu.
Salah satu cara untuk mencapai persatuan di era globalisasi adalah dengan meningkatkan pendidikan tentang pentingnya keberagaman dan toleransi. Generasi muda sebagai penerus bangsa harus disadarkan secara mendalam akan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan. Melalui pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan, peserta didik diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menjaga keharmonisan sosial.