Tak hanya satu rekan, masih ada beberapa rekan yang seperti ini. Ah.. kenapa aku terlalu memikirkan urusan makanan bersisa yang seharusnya urusan yang empunya makanan. walaupun aku berkali-kali bertekad tidak akan peduli pada hal ini namun tetap saja punya pertanyaan-pertanyaan yang banyak di kepalaku. seperti : mengapa mereka bisa seperti itu? Apakah mereka tidak berpikir betapa sulitnya mengolah makanan itu? Apakah mereka tidak mengingat masih ada orang-orang kelaparan di luar sana, sampai-sampai makan nasi aking, mengais tong sampah atau memungut makanan tidak steeril di jalan?
Semasa aku masih kecil, nenekku sering menegurku bila ada nasi berisia di piring makanku. "Kasihaaaan nasinya.., nanti nasi menangis bila tak dihabiskan" kata nenekku. Aku pun pada waktu itu percaya dan buru-buru menghabiskan nasi tersebut sambil membayangkan butir-butir nasi berwarna putih sedang menangis. semakin bertambahnya waktu aku mulai berpikir bahwa yang dikatakan nenekku itu ada iktibar atau pelajarannya. Pikirkan siapa yang menanam atau mengolah, pikirkan betapa yang terbuang justru sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang tak seberuntung kita dalam hal makanan.