Tapi itu hanya bertahan dua minggu. Lambat laun perlahan aku sudah mulai terampil melakukan tugas-tugas menjadi seorang ibu. Hmmm .. Bahagia rasanya lepas dari bayang-bayang ketidakpercayadirian. Aku sudah bisa Membedong, memandikan, menidurkannya dengan nyenyak, bergurau dan bermain dengannya, mengetahui kapan ia mengantuk, jenuh atau riang.
Sejak saat itu sampai sekarang duniaku berubah. Rutinitasku menjadi lebih berwarna dibanding sebelum menjadi seorang ibu. Menidurkan sang bidadari kecil di saat rewel merupakan tantangan bagiku. Aku yang biasanya tidur sangat lelap bisa mudah terbangun ketika mendengar rengekan bayiku. Biasanya aku belanja kebutuhan sandang untuk pribadi kini dengan bersemangatnya membelikan kebutuhan sandang bayi. Egoku bisa teredam, sabarku makin terasah, Instingku makin tajam.
Menjadi ibu juga membuatku semakin sadar akan keberadaan ibuku di sisiku. Aku menjadi lebih sangat .. sangat sadar lagi bahwa pengorbanannya tak pernah meminta balas. Ia tulus dengan apa yang ia berikan dan ia lakukan kepadaku. Dengan melahirkan seorang putri menjadikan rasa hormatku pada ibu semakin dalam. ya .. ternyata beginilah rasanya menjadi ibu .. Tak bisa diurai dengan kata yang terlalu banyak, lebih berarti jika dirasa dalam jiwa dan dipikir dengan benak. Hormat takzim padamu ibu.