Pertemuan kedua tim diawali dengan sebuah ketidaksempurnaan, yaitu tidak lengkapnya komposisi utama para pemain. Arsenal yang tidak diperkuat trio juara Piala Dunia: Ozil, Podolski, dan Mertesacker. Dan, Manchester City tanpa diperkuat pemain-pemain finalis Piala Dunia: Aguero, Zabaleta, dan Demichelis.
Lantunan lagu kebangsaan "God Save The Queen" membuka pertempuran kedua klub selama 2 x 45 menit tersebut, mengisyaratkan sebuah kehormatan yang dijunjung tinggi kepada Sang Ratu, juga kehormatan klub yang diangkat setinggi-tingginya dengan mengincar kemenangan.
Pertandingan berakhir dengan skor 3-o dan Arsenal menang dengan sangat meyakinkan lewat gol-gol dari Cazorla, Ramsey, dan Giroud. Ketika peluit panjang berbunyi, squad Manchester City harus merelakan diri mereka menjadi penonton sebuah pesta kemenangan yang dipimpin oleh Mikel Arteta, sang kapten Arsenal. Seluruh squad Arsenal ramai-ramaiĀ merayakan kemenangan dengan mengangkat trophy Community Shield, yang berbentuk sebuah perisai.
Ya, dengan menggenggam perisai perak yang berkilau tersebut, seolah Arsenal ingin menepis segala kritikan yang mereka dapatkan. Terutama ketika mereka gagal mendapatkan Emirates Cup seminggu sebelumnya.
Kalau setiap hal memiliki makna yang tersirat dari keberadaannya, maka Community Shield kali ini memaknai dirinya dengan sangat sempurna. Sebagai perisai yang membungkam setiap serangan kritik dan keraguan.
Selamat Arsenal!