Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Ayah dan Putrinya

12 Juli 2024   02:21 Diperbarui: 12 Juli 2024   02:24 0 0
Di sebuah kota kecil yang tenang, hiduplah seorang ayah tunggal bernama Dimas bersama putri kecilnya, Nia. Dimas adalah seorang pria berusia tiga puluhan yang bekerja sebagai tukang kayu di bengkel miliknya. Setiap pagi, Dimas akan mengantarkan Nia ke sekolah dengan sepeda tuanya, sambil menyanyikan lagu-lagu ceria untuk menghibur putri tercintanya.

Nia adalah anak yang cerdas dan ceria. Meskipun hidup sederhana, dia tidak pernah mengeluh. Bagi Nia, kebahagiaan sejati adalah saat-saat bersama ayahnya. Mereka sering menghabiskan waktu sore bersama di taman kota, bermain ayunan, atau sekadar duduk di bawah pohon rindang, mendengarkan cerita-cerita dongeng dari Dimas.

Suatu hari, ketika Dimas sedang bekerja di bengkel, Nia pulang dari sekolah dengan wajah muram. Ia terlihat menahan air mata saat mendekati ayahnya. Dimas yang menyadari perubahan sikap putrinya segera menghentikan pekerjaannya dan berlutut di hadapan Nia.

"Ada apa, Sayang? Kenapa sedih?" tanya Dimas lembut.

Nia pun mulai menangis dan menceritakan bahwa teman-temannya mengejeknya karena tidak memiliki ibu. Mereka berkata bahwa Nia berbeda dari anak-anak lain yang memiliki keluarga lengkap. Mendengar hal itu, hati Dimas terasa hancur, tetapi ia berusaha tetap tegar demi putrinya.

"Nia, dengarkan ayah," kata Dimas sambil menghapus air mata di pipi putrinya. "Kita mungkin berbeda dari keluarga lain, tapi itu tidak berarti kita kurang berharga. Kita punya satu sama lain, dan itu yang paling penting. Ayah sangat bangga denganmu, dan ibu pasti juga bangga melihat betapa kuat dan cerdasnya kamu."

Nia mengangguk perlahan, merasa sedikit lebih baik setelah mendengar kata-kata ayahnya. Malam itu, setelah makan malam sederhana, Dimas memutuskan untuk membuat sesuatu yang istimewa bagi Nia. Dia menghabiskan waktu hingga larut malam di bengkel, bekerja dengan penuh semangat. Esok paginya, Nia terkejut melihat sebuah kotak kayu yang indah di meja makan.

"Apa ini, Ayah?" tanya Nia dengan mata berbinar.

"Itu adalah kotak kenangan kita, Nia," jawab Dimas dengan senyum hangat. "Setiap kali kita mengalami momen bahagia, kita akan menuliskannya dan menyimpannya di dalam kotak ini. Dengan begitu, kita selalu ingat betapa banyak kebahagiaan yang kita miliki bersama."

Nia pun tersenyum lebar dan memeluk ayahnya erat-erat. Sejak saat itu, setiap momen bahagia mereka tulis dan simpan dalam kotak kenangan. Dari perjalanan ke kebun binatang, piknik di taman, hingga saat-saat sederhana di rumah, semuanya terekam dalam potongan-potongan kertas kecil yang penuh cinta.

Waktu pun berlalu, dan Nia tumbuh menjadi seorang remaja yang tangguh dan penuh kasih. Meskipun hidup mereka tidak selalu mudah, kotak kenangan itu selalu mengingatkan mereka bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada cinta dan kebersamaan.

Namun, suatu hari, hidup mereka berubah drastis. Dimas didiagnosis menderita penyakit serius yang mengharuskan dia dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama. Nia merasa sangat terpukul, tetapi ia berusaha tetap kuat seperti yang selalu diajarkan ayahnya.

Di rumah sakit, Dimas sering kali merasa lemah dan putus asa, tetapi Nia selalu ada di sampingnya, membacakan cerita dari kotak kenangan mereka. Setiap cerita mengingatkan Dimas betapa berharga setiap momen bersama putrinya.

Pada suatu malam, saat kondisi Dimas semakin memburuk, dia memanggil Nia ke sisinya. Dengan suara lemah, dia berkata, "Nia, ayah ingin kamu tahu bahwa ayah selalu mencintaimu. Jangan pernah merasa sendirian. Kenangan kita akan selalu ada bersamamu."

Nia menangis dan memeluk ayahnya erat-erat. "Aku juga mencintaimu, Ayah. Terima kasih untuk semua yang telah ayah berikan."

Dimas tersenyum untuk terakhir kalinya dan menutup matanya dengan damai. Nia merasa hancur, tetapi dia tahu bahwa cinta ayahnya akan selalu hidup dalam setiap kenangan yang mereka buat bersama.

Setelah pemakaman ayahnya, Nia membuka kotak kenangan mereka dan menemukan satu surat yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Surat itu ditulis oleh ayahnya dan berisi pesan terakhir yang penuh cinta dan harapan.

"Nia, anakku tercinta,

Jika kamu membaca surat ini, itu berarti ayah sudah tidak lagi bersamamu. Ayah ingin kamu tahu bahwa kamu adalah cahaya hidup ayah, sumber kebahagiaan dan kekuatan ayah. Jangan pernah berhenti bermimpi dan teruslah menjadi pribadi yang penuh cinta dan kebaikan.

Kotak kenangan ini adalah bukti betapa berharga setiap momen kita bersama. Simpanlah kenangan ini dan tambahkanlah dengan kenangan-kenangan baru yang akan kamu buat di masa depan.

Dengan cinta abadi,
Ayah"

Nia menangis terharu, tetapi dia merasa dikuatkan oleh pesan ayahnya. Dia tahu bahwa meskipun ayahnya tidak lagi ada di sisinya, cinta dan kenangan mereka akan selalu ada, mengisi hidupnya dengan kehangatan dan kebahagiaan. Dan di bawah bintang-bintang malam itu, Nia berjanji untuk menjalani hidup dengan cinta dan kebaikan, seperti yang diajarkan oleh ayahnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun