Senandung kesedihan masih terdengaar jelas di telinga Marjinah melekat erat pada batinnya. Ditatapnya dalam-dalam langit hitam malam itu. Tak banyak bintang terlihat karena tertutup awan hitam. Nyanyian jangkrik samar-samar lalu lalang ditelinganya. Sesekali menetes air mata dipipinya, sesekali ia mengelap air matanya dengan telapak tangannya.
KEMBALI KE ARTIKEL