Angin lewat begitu saja,
menyapu debu di kursi kosong
di sudut kamar.
Ia tak bicara, hanya meraba,
membisikkan kisah yang tak pernah selesai.
Angin itu bukan hanya udara,
ia adalah waktu yang terabaikan,
adalah janji yang terlupa,
adalah sapaan yang tak sempat terucap.
Ia datang tanpa tanda, pergi tanpa pamit.
Kursi kosong itu,
diam, menunggu angin kembali.
Mungkin berharap,
suatu hari nanti,
akan ada seseorang yang duduk,
mengisi hampa.
Tapi angin terus datang,
terus berputar,
membawa kenangan yang tercecer
di antara langkah-langkah
yang hilang entah ke mana.
Dan kursi kosong,
hanya diam,
tak tahu kapan
angin akan berhenti bercerita.