Kementrian Kesehatan melaporkan saat ini di Indonesia sudah terdapat 88 kasus yang terkonfirmasi penyakit cacar monyet per tanggal 17 Agustus 2024. Yang mana sebagian besar ditemukan di pulau Jawa
Untuk itu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengajak kepada masyarakat untuk mewaspadai dan mengantisipasi penyakit monkypox yang sudah menjadi wabah global tersebut
Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit virus yang berasal dari hewan dan dapat menular ke manusia. Penyakit ini telah menjadi perhatian global karena kemampuannya menyebar dan menyebabkan gejala yang serius.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lima fakta penting tentang cacar monyet serta cara pencegahannya.
1. Penyebab dan Penularan
Cacar monyet disebabkan oleh virus dari genus Orthopoxvirus, yang termasuk dalam keluarga Poxviridae. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet laboratorium di Denmark pada tahun 1958, dan kasus pertama pada manusia dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
Virus ini bisa menular melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit hewan yang terinfeksi. Selain itu, penularan antar manusia dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, benda yang terkontaminasi, atau melalui saluran pernapasan.
2. Gejala yang Dapat Dialami
Gejala cacar monyet mirip dengan cacar biasa (smallpox), namun cenderung lebih ringan. Setelah masa inkubasi sekitar 7-14 hari, gejala awal seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan akan muncul.
Setelah beberapa hari, ruam akan berkembang, dimulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini kemudian akan berubah menjadi lesi yang berisi cairan, dan akhirnya menjadi koreng yang mengering.
Gejala lainnya termasuk pembengkakan kelenjar getah bening, yang membedakannya dari cacar biasa.
3. Populasi yang Rentan
Meskipun semua orang dapat terinfeksi, beberapa kelompok lebih rentan terhadap penyakit ini. Anak-anak, orang dengan sistem imun yang lemah, dan mereka yang memiliki riwayat kontak dengan hewan liar atau produk hewan merupakan kelompok yang paling berisiko.
Di daerah endemik Afrika, mereka yang sering terpapar hewan seperti tikus dan primata lebih mungkin terinfeksi. Pada tahun 2022, cacar monyet juga dilaporkan menyebar di negara-negara non-endemik, yang menunjukkan peningkatan risiko secara global.
4. Penyebaran di Luar Afrika
Cacar monyet selama ini lebih dikenal sebagai penyakit endemik di Afrika Tengah dan Barat. Namun, pada tahun 2022, wabah cacar monyet dilaporkan terjadi di berbagai negara di luar Afrika, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.
Penyebaran ini kemungkinan besar terkait dengan perjalanan internasional dan peningkatan kontak manusia dengan hewan liar yang terinfeksi.
WHO dan otoritas kesehatan global telah meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengawasan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
5. Vaksin dan Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk cacar monyet, namun vaksin cacar biasa telah terbukti memberikan perlindungan yang cukup terhadap virus ini.
Pada kasus-kasus tertentu, penggunaan vaksin setelah terpapar virus (post-exposure prophylaxis) dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi.
Selain itu, pengobatan simtomatik dan perawatan suportif dapat membantu meringankan gejala yang dialami pasien.
Saat ini, pengembangan vaksin khusus untuk cacar monyet sedang dilakukan, namun masih dalam tahap penelitian.
Cara Pencegahan
1. Hindari Kontak dengan Hewan Liar:
Mengingat penularan virus cacar monyet dapat terjadi melalui hewan liar, penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan seperti tikus, monyet, atau hewan lainnya yang berpotensi terinfeksi.
Jangan menyentuh hewan yang sakit atau mati, serta hindari mengonsumsi daging dari hewan liar yang tidak dimasak dengan baik.
2. Jaga Kebersihan dan Higienitas:
Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran virus.
Selain itu, hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, dengan tangan yang belum dicuci.
3. Gunakan Alat Pelindung Diri:
Jika bekerja di lingkungan yang berisiko atau merawat pasien dengan cacar monyet, pastikan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti sarung tangan dan masker, untuk mengurangi risiko penularan.
4. Vaksinasi:
Meskipun vaksin cacar monyet belum tersedia secara luas, vaksinasi cacar umum dapat memberikan perlindungan.
Diskusikan dengan tenaga kesehatan mengenai risiko dan manfaat vaksinasi jika Anda berada di daerah yang berisiko tinggi.
5. Isolasi dan Pelaporan:
Jika ada gejala yang mencurigakan, segera isolasi diri dan laporkan kepada otoritas kesehatan setempat. Tindakan cepat ini dapat membantu mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Dengan memahami fakta-fakta penting tentang cacar monyet dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko penyebaran dan dampak dari penyakit ini. Tetap waspada dan selalu jaga kesehatan!. Semoga bermanfaat..