Hari Anti korupsi yang biasa diperingati setiap tanggal 9 Desember tiap tahunnya, merupakan bentuk upaya penyadaran publik bahwa korupsi adalah sebuah kejahatan yang luar biasa yang harus dihadapi dengan cara cara mumpuni dan menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk berupaya mencegahnya
Yang menjadi kendala sampai saat ini budaya kejahatan korupsi masih marak terjadi. Kita lihat di media kasus korupsi tak pernah berhenti dan ironisnya pelakunya adalah banyak para pejabat publik dan pegawai pemerintah yang menempati posisi strategis
Terkadang kita sering bertanya mengapa mereka masih melakukan korupsi, padahal gaji dan tunjangan yang diperoleh nya tiap bulan dari pemerintah tentunya cukup besar. Kebutuhan mereka sudah terpenuhi bahkan melimpah, tapi kenapa masih saja ingin memperoleh kepuasan dengan mencari celah untuk mengrogoti uang haram tersebut
Sebenarnya apa sih alasan seseorang menjadi pelaku Korupsi. Dilansir dari laman Pusat Edukasi Antikorupsi alasan seseorang menjadi koruptor bisa berbagai macam, namun singkatnya penyebabnya bisa menggunakan istilah teori GONE
Teori GONE sendiri menurut penulisnya Jack Bologna adalah sebuah singkatan yang terdiri dari Greedy (Keserakahan), Opportunity (Kesempatan), Need (Kebutuhan), dan Exposure (Pengungkapan)
Menurut teori GONE, seseorang melakukan korupsi pada dasarnya dipengaruhi oleh sikap serakah yang ada pada dirinya sehingga tidak merasa puas seberapa pun yang diterimanya dan tidak pernah merasa cukup.
Faktor lainnya yaitu adanya kesempatan sehingga hal tersebut menjadi pemicu terjadinya korupsi. Ditambah dan diperparah lagi dengan tidak adanya atau lemahnya penindakan akan kasus tersebut sehingga akibatnya tidak menimbulkan efek jera bagi para koruptor. Karena lemahnya regulasi atau hukum ini seringkali menjadi faktor merajalelanya kasus korupsi
Ada dua hal faktor yang mempengaruhi korupsi yaitu internal dan eksternal.
Faktor internal
1. Sikap serakah atau rakus
Keserakahan atau tamak dan tidak merasa cukup merupakan salahsatu sifat penyebab seseorang menjadi koruptor.
Jika seseorang mempunyai sifat serakah, berapapun besaran gaji yang diterima, seberapapun tinggi jabatan seseorang tidak akan merasa cukup . Sikap tamak inilah yang mendorong seseorang melakukan hal yang memalukan yaitu maling uang haram tersebut
2. Mempunyai Gaya Hidup Konsumtif
Seseorang yang mempunyai gaya hidup konsumtif dengan gaya kehidupan glamor atau mewah yang selalu mengikuti trend, menjadi pendorong untuk melakukan korupsi
Kondisi tersebut biasanya diperparah dengan tidak adanya dukungan finansial yang memadai sehingga mendorong seseorang untuk melakukan solusi yang instan dengan melakukan tindakan korupsi
3. Lemahnya Moral dan Spiritual
Lemahnya moral dan Iman spiritual seseorang ditambah aspek yang lainnya seperti lemahnya kejujuran, rendahnya rasa malu akan mendorong seseorang melakukan korupsi
Ketika moral, iman, spiritual lemah, maka akan mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Biasanya godaan korupsi kan datang dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lainnya yang memberikan kesempatan untuk melakukannya
Faktor Eksternal
1. Aspek Sosial
Benteng pertahanan pertama adalah keluarga. Jika keluarga lemah dalam moral sebagai benteng pertahanan pertama, apalagi keluarga ikut mendorong maka dipastikan tindakan korupsi akan terjadi
Aspek yang kedua adalah nilai budaya di masyarakat yang mendukung korupsi, misalnya masyarakat hanya menghargai seseorang yang dinilai dari sisi kekayaannya. Selanjutnya terbiasa melakukan gratifikasi kepada pejabat
2. Aspek politik
Tujuan politik yang sudah melenceng dari tujuan hakikinya, yang seyogyanya mewadahi kepentingan masyarakat, hal tersebut malah dipakai untuk memperkaya diri dan kelompoknya dengan berbagai cara menghalalkan aspek moral salahsatunya dengan praktek money politik untuk melanggengkan kekuasaannya
3. Aspek Hukum
Lemahnya regulasi yang menjadi celah para koruptor mencari jalan untuk memuluskan niat korupsinya, dan gagal membuat efek jera
Selanjutnya produk hukum yang memiliki pasal-pasal yang multitafsir dan tidak jelas aturannya cenderung menguntungkan pihak pihak tertentu
Begitupun sanksi yang tidak sebanding dengan pelaku korupsi dan tidak tepat sasaran. Sehingga para koruptor bebas mengeruk uang rakyat tanpa penyesalan dan rasa malu
4. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi sering dikaitkan dengan penyebab terjadinya korupsi
Dengan adanya ketimpangan penghasilan, gaji yang minim, yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga menjadi faktor klasik penyebab korupsi
Namun demikian banyak juga pejabat yang bergaji besar yangmana penghasilannya lebih dari cukup, karena keserakahannya mereka melakukan korupsi
5. Aspek Organisasi
Faktor penyebab terjadinya korupsi lainnya adalah faktor kebijakan organisasi tempat para koruptor berada.
Terkadang organisasi memberikan peluang dan kesempatan untuk terjadinya korupsi
Faktor penyebab lainnya tidak adanya integritas pemimpinnya, lemahnya sistem akuntabilitas dan pengendalian manajemen yang lemah
Itulah beberapa penyebab masih marak terjadinya korupsi di negara kita
Perlu adanya political wil dari pemangku kebijakan untuk memastikan dan melahirkan hukum yang mempunyai efek jera, dan upaya yang terintegrasi melibatkan peran serta masyarakat guna memerangi korupsi di negeri kita ini
Selain itu pendidikan anti korupsi semestinya diajarkan sejak dini di sekolah sekolah baik negri dan swasta, serta budaya anti korupsi ini harus mengakar dan menjadi budaya bangsa