Telah ada kecacatan abadi
Dari bengkok tulang tengah sepi
Yang menangis didorong tuk lepas
Akan hancur bila dipaksa lebihi fitrahnya
Sifat yang kekanak-kanakan memang
Dari mereka yang teramat bosan melihat derai
Berceloteh setelah gagal meralat senyumnya Â
Mudahlah, hanya tinggal melekuk lidah lalu bersuara, katanya
Kurasa hanya menjepit monolognya, juga menjadikan hitam lebih lama
Mintalah izin masuk ke dunianya
Ada yang wajib disesuaikan kode etik di sana
Soal mudahnya menunjang cemara yang telah besar
Tiadalah yang bisa lebih jatuh selain perasaan
Tanpa harus menggoyangnya melebihi parameter yang telah ada
Perhatikan sahaja, biar dia larut dengan waktunya
Ada celah ketika mulut mau terbuka
Bukan salah menatap mata yang mau bicara
Sudah ada dari jiwanya telah terbiasa tertawa
Bukanlah caranya, memaksanya lepas dari kenyamanannya; topengnya
Terbanglah sang merpati riang dengan fitrah
Bersyukur pada Tuhan. Telah sempurna miliknya
Di cakrawala ia bebas kemana saja Â
Namun tiada pernah lupa, pada apa yang harus dia dapatkan
Tanggerang, 08 November
______________________