Kala sepi menghampiri kekosongan hati ditemani angin malam yang berhembus seakan menusuk tulang rusuk ini. Ku mainkan gitar dan mengambil nada-nada sesuka hati, sambil bersandar di balkon jendela kamarku. Pikiranku menerawang saat pertama kali aku kenal dia mulai dari kelas X SMA waktu itu aku dan dia di tunjuk untuk mewakili sekolah kita lomba olimpiade biologi tingkat nasional, dari situlah aku mulai dekat dengan gadis yang berparas manis. Shania Junianatha namanya, gadis itu yang mampu menghipnotis hatiku hingga bayangannya selalu berkeliaran dipikiranku. Tapi hingga saat ini aku belum mampu mengungkapkan perasaanku kepadanya. Payah? Memang ini kenyataannya.
KEMBALI KE ARTIKEL