Udara dingin menusuk kulit ketika Alina memulai perjalanan paginya menuju Dieng, Wonosobo. Matahari baru saja menampakkan sinarnya yang lembut, membangunkan perlahan dunia yang masih diselimuti kantuk. Jalanan lengang. Hanya deru angin yang berhembus pelan menyapa daun-daun, menciptakan harmoni alam yang tak tergantikan.Mobil yang dikendarainya meliuk mengikuti kelokan jalan. Di sisi kanan, pagar pembatas jalan tampak membingkai pemandangan luar biasa. Alina memperlambat lajunya, hingga akhirnya berhenti di sebuah titik pandang yang memukau. Di depannya, Gunung Sindoro berdiri dengan gagah. Puncaknya, meski kokoh, terlihat lembut karena kabut putih yang melayang di sekitarnya, seperti syal yang menyelimuti seorang raja agung.
KEMBALI KE ARTIKEL