Berbicara tentang pilpres di Indonesia sulit untuk bisa terlepas dari dosa, baik yang terasa maupun yang tidak terasa. Semua pihak yang terlibat dalam aktivitas kampanye pilpres, aktif maupun pasif, sepertinya sudah kehilangan nalar kritis dan nilai-nilai moralitasnya. Mereka tanpa disadari telah menjadi korban dari sebuah rekayasa adu domba yang begitu canggih dan laten sifatnya. POLRI dan TNI yang secara institusional harusnya netral pun tampaknya terseret arus untuk memihak salah satu capres karena permainan oknum di internal institusinya itu sendiri dan juga para purnawirawannya. Lembaga-lembaga survey pun sulit untuk bisa dijadikan pegangan masyarakat karena netralitasnya semakin dipertanyakan. Tidak juga media cetak maupun elektronik. Bahkan, KPK pun semakin nampak sulit terbebas dari jeratan politik yang menebar janji-janji fata morgana.