Saya bertemu dengannya di sekolah menengah, di lorong panjang yang penuh dengan mimpi yang baru mulai terbentuk. Dia memiliki senyum nakal dan sepasang mata yang meski sudah ada sedikit kesedihan di dalamnya, memancarkan cahaya hangat yang seolah meluap ke setiap sudut ruangan. Namanya Viona, dan sejak pertama kali mata kami bertemu, aku tahu tidak ada jalan untuk kembali. Kami tidak dapat dipisahkan, seperti dua keping puzzle yang saling melengkapi dengan sempurna. Tidak ada hari dimana kami tidak bertemu satu sama lain; Jika kami tidak berada di sekolah, kami akan berjalan-jalan di jalanan berdebu di Wesley, kota kecil sepi yang kini, tanpa dirinya, terasa lebih hampa dari sebelumnya.
KEMBALI KE ARTIKEL