Di sebuah kota yang terlupakan oleh waktu, hiduplah seorang lelaki kecil, yang karena tinggi badannya dikutuk dalam kehidupan yang penuh kesengsaraan dan kesepian. Namanya Muklas, tapi tidak ada yang memanggilnya seperti itu. Bagi penduduk kota, dia tidak lebih dari "si kurcaci", sebuah penyimpangan yang ada di antara mereka, sebuah pengingat akan apa yang tidak mereka pahami dan takuti. Mereka melemparkan batu ke arahnya, mereka menghindarinya seolah-olah dia membawa wabah, dan tawa kejam mereka pun terdengar ketika dia melewati alun-alun pasar.
KEMBALI KE ARTIKEL