Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Narasi Kematian Julius Caesar yang Mengubah Takdir Roma

29 Juli 2024   23:23 Diperbarui: 29 Juli 2024   23:29 106 0
Pembunuhan Julius Caesar, yang terjadi pada Ides of March pada tahun 44 SM, adalah salah satu peristiwa paling menarik dan dramatis dalam sejarah kuno. Kisah ini dimulai dengan kebangkitan Caesar, seorang pemimpin militer dan politik Romawi yang ambisi dan kemampuannya membawanya ke puncak kekuasaan di Roma. Namun, kekuasaannya yang semakin besar menimbulkan ketakutan dan kebencian di antara beberapa anggota paling berpengaruh di Republik Romawi, yang pada akhirnya menyebabkan akhir yang tragis.

Caesar, lahir dalam gens Julia, keluarga bangsawan dari garis keturunan kuno, memulai karirnya di bawah bayang-bayang perang saudara yang melanda Roma. Kebangkitannya sangat pesat dan, setelah serangkaian kampanye militer yang sukses, khususnya di Gaul, ia kembali ke Roma tidak hanya sebagai pahlawan, tetapi juga sebagai ancaman terhadap keseimbangan kekuatan. Pengangkatannya sebagai diktator abadi pada tahun 44 SM. Ini adalah titik balik yang membuat khawatir banyak senator, yang melihatnya sebagai calon raja, sesuatu yang dikutuk oleh Republik.

Di antara para konspirator terdapat tokoh-tokoh seperti Cassius dan Brutus, orang-orang yang pernah menjadi sekutu Kaisar tetapi kini memandang pembunuhannya sebagai satu-satunya cara untuk memulihkan apa yang mereka anggap sebagai tatanan republik. Misteri mulai menyelimuti motivasi dan kesetiaan orang-orang ini. Apakah tindakannya didorong oleh idealisme Partai Republik atau karena rasa iri dan ambisi pribadi? Sosok Brutus, khususnya, penuh teka-teki, diadopsi oleh Caesar dan dianggap hampir seperti seorang putra.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun