Caesar, lahir dalam gens Julia, keluarga bangsawan dari garis keturunan kuno, memulai karirnya di bawah bayang-bayang perang saudara yang melanda Roma. Kebangkitannya sangat pesat dan, setelah serangkaian kampanye militer yang sukses, khususnya di Gaul, ia kembali ke Roma tidak hanya sebagai pahlawan, tetapi juga sebagai ancaman terhadap keseimbangan kekuatan. Pengangkatannya sebagai diktator abadi pada tahun 44 SM. Ini adalah titik balik yang membuat khawatir banyak senator, yang melihatnya sebagai calon raja, sesuatu yang dikutuk oleh Republik.
Di antara para konspirator terdapat tokoh-tokoh seperti Cassius dan Brutus, orang-orang yang pernah menjadi sekutu Kaisar tetapi kini memandang pembunuhannya sebagai satu-satunya cara untuk memulihkan apa yang mereka anggap sebagai tatanan republik. Misteri mulai menyelimuti motivasi dan kesetiaan orang-orang ini. Apakah tindakannya didorong oleh idealisme Partai Republik atau karena rasa iri dan ambisi pribadi? Sosok Brutus, khususnya, penuh teka-teki, diadopsi oleh Caesar dan dianggap hampir seperti seorang putra.