Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Palestina

12 Mei 2019   19:38 Diperbarui: 12 Mei 2019   19:59 17 1
Ramadhan yang seharusnya jadi bulan kemenangan kita bersama.
Justru jadi bulan kesedihan kita semua.
Saat zionis Israel dengan gencarnya kembali melakukan serangan bersenjata.

Menghancurkan bangunan-bangunan kokoh beserta penghuninya.
Menyisakan puing-puing yang bertebaran dimana-mana, jasad yang hanya tinggal nama, serta aroma darah segar yang mengudara.
Menghilangkan ratusan bahkan ribuan nyawa.
Bukan hanya yang dewasa saja tapi juga janin yang masih bersemayam dalam perut ibunya.

Anak-anak kecil tak berdosa dan tidak tahu apa-apa, hanya bisa menangis ketika dilanda kehausan dan kelaparan.
Merintih ketakutan ketika melihat orang tua, keluarga dan sanak saudaranya diselimuti kain kafan.
Menjerit kesakitan, ketika tertimbun reruntuhan bangunan dengan darah yang sudah setia mengalir di sekujur badan.

Perlakuan yang tidak bisa diterima.
Memancing kemarahan para pejuang Palestina.
Seketika, satu juta pahlawan tercipta.
Dengan keberanian yang luar biasa.
Dengan dada merah menyala.
Dengan semangat yang membara.
Mereka bergerak bersama-sama.
Bersenjatakan batu-batu neraka.
Siap melumat Israel durjana sejadi-jadinya tanpa tersisa.
Diiringi seruan takbir yang menggelegar di udara.
Menembus dinding langit Palestina.
Menghadirkan Allah bersama mereka.
Allahuakbar!
Allahuakbar!
Allahuakbar!


Perjuangan yang tidak ternilai harganya.
Mempertaruhkan nyawa untuk membela agama dan seluruh umat Islam di dunia.
Tidak bisa dibayar dengan dollar Amerika.
Tidak bisa ditukar dengan harta dan takhta raja.
Tidak sebanding dengan dunia dan seisinya.

Perlawanan di bumi Palestina
Tidak sedikit yang memakan jiwa
Menghadirkan kembali para syuhada
Yang siap disambut bahagia penduduk surga.

Sedangkan kami yang dibela
Jauh dari kalian yang disana
Tidak bisa berbuat apa-apa
Selain melangitkan doa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun