Ada tiga versi mengenai Supersemar ini yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) diketehui tidak Vatentik/ kurang valid. Peneliti sejarah LIPI mengatakan, keberadaan supersemar yang asli belum di ketahui hingga saat ini.
Hal inilah yang memicu berbagai argument yang beragam mengenai Supersemar yang belum di ketahui kebenaran secara jelas dan betul- betul valid misalnya pengakuan dari ajudan soekarno yang bernama Letnan satu sukardjo wilardjito, mengatakan bahwa soekarno saat mengeluarkan Supersemar berada dibawah ancaman. Namun, hal ini di bantah oleh buku A.M Hanapi yang menuliskan bahwa tiga Perwira AD yang menemui Soekarno tidak menodong pistol dan memberikan ancaman.
Namun, dari semua Kontrovasi tersebut memang terjadi perpindahan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Soeharto melalui sebuah pertemuan yang sampai sekarang masih menjadi pertanyaan manakah pendapat yang paling benar mengenai hal tersebut.
