Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Pengamen Favorit

17 September 2011   05:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:53 414 6

Sayaberangkat ke dan pulang dari kampus Universitas Airlangga naik angkot. Pertama dari Wiyung ke terminal Joyoboyolalu sambung ke Unair. Perlu 1,5 jam untuk berangkat, dan 1,5 jam lagi untuk perjalanan pulang.

Rutinitas ini mengharuskan saya terbiasa dengan terminal Joyoboyo. Namanya terminal angkutan, Joyoboyo adalah tempat berkumpulberbagai macam manusia dengan masing-masing karakternya; mulai dari sopir, pedagang menetap, pedagang asongan, pengemis, petugas keamanan dan pengamen.Pengamen adalah unsur terminal yang paling menarik hati saya. Biasanya mereka hadir dalam grup yang terdiri dari minimal dua orang (jarang yang sendiri). Mereka membawa alat musik, rata-rata gitar dan gendang seadanya, kadang pula harmonika. Sebelum memulai aksinya, salah satu dari mereka terlebih dahulu menyapa penumpang angkot yang sedang menunggu keberangkatan. Kira-kira seperti ini: ”Permisi, bapak ibu, sambil menunggu, kami akan menghibur Anda”. Setelah itu mereka mulai bernyanyi selama sekitar 2 menit sebelum akhirnya selesai dan mengucapkan kalimat ’perpisahan’ begitu sopir menstart mobil angkot. Kalimat perpisahan itu kurang lebih seperti ini : ”Yak, karena sudah mau berangkatsekian dari kami, terima kasih”. Ini mereka lakukan sambil menyodorkan gelas plastik kosong mantan kemasan minuman mineral untuk melihat seberapa dihargai nyanyian mereka barusan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun