Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pembelajaran Sosial-Emosional (Social-Emotional Learning/SEL) dalam Teori Sosial-Emosional dan Konteks CASEL

19 Januari 2025   08:31 Diperbarui: 19 Januari 2025   08:31 22 0
Pembelajaran Sosial-Emosional (Social-Emotional Learning/SEL) dalam Teori Sosial-Emosional dan Konteks CASEL

Pembelajaran sosial-emosional (SEL) merupakan pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan akademik. SEL bertujuan membekali individu dengan kemampuan mengenali dan mengelola emosi, membangun hubungan positif, membuat keputusan yang bertanggung jawab, serta menghadapi tantangan hidup. Konsep ini sangat dipengaruhi oleh teori sosial-emosional yang menyoroti pentingnya interaksi sosial dan perkembangan emosi dalam pembentukan karakter dan kecerdasan seseorang.

CASEL dan Lima Kompetensi Inti SEL

Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) adalah organisasi nirlaba yang menjadi pemimpin global dalam mengembangkan kerangka kerja SEL. CASEL mendefinisikan SEL sebagai proses pembelajaran yang membantu individu mengembangkan lima kompetensi inti:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness): Kemampuan memahami emosi, nilai, dan kekuatan diri serta mengenali dampaknya terhadap orang lain. Dalam konteks teori sosial, kesadaran diri penting untuk meningkatkan empati dan refleksi diri.


2. Pengelolaan Diri (Self-Management): Kemampuan mengatur emosi, pikiran, dan perilaku untuk mencapai tujuan. Teori regulasi emosi mendukung pentingnya strategi coping yang adaptif untuk mengelola stres.


3. Kesadaran Sosial (Social Awareness): Kemampuan memahami dan menghargai perspektif orang lain, termasuk dari latar belakang budaya yang berbeda. Menurut teori sosial-kognitif Bandura, pembelajaran observasional dari lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap pengembangan kesadaran sosial.


4. Keterampilan Relasi (Relationship Skills): Kemampuan membangun dan memelihara hubungan yang sehat melalui komunikasi, kerja sama, dan resolusi konflik. Vygotsky, dengan teori zone of proximal development (ZPD), menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran.


5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making): Kemampuan membuat pilihan yang beretika dan berdasarkan analisis situasi serta dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain.

Teori Sosial-Emosional yang Mendukung SEL

Teori sosial-emosional mendasari pendekatan SEL dengan menjelaskan bagaimana manusia belajar melalui interaksi sosial dan regulasi emosi. Beberapa teori utama yang relevan meliputi:

1. Teori Perkembangan Sosial Vygotsky: Vygotsky menekankan bahwa pembelajaran terjadi dalam konteks sosial. Konsep ZPD menunjukkan bahwa dukungan dari orang dewasa atau teman sebaya dapat mempercepat pembelajaran anak. Ini relevan dalam SEL, di mana dukungan dan umpan balik dari lingkungan sosial membantu individu mengembangkan keterampilan emosional dan sosial.


2. Teori Sosial-Kognitif Bandura: Bandura menggarisbawahi pentingnya pembelajaran observasional, di mana individu mempelajari perilaku dari orang lain melalui model atau panutan. Dalam SEL, pembelajaran observasional terjadi ketika anak melihat bagaimana orang dewasa atau teman sebaya mengelola emosi dan menyelesaikan konflik.


3. Teori Regulasi Emosi Gross: Teori ini menjelaskan bagaimana individu mengatur emosi melalui proses seperti pengenalan, evaluasi, dan respons terhadap emosi. Regulasi emosi merupakan inti dari banyak kompetensi SEL, seperti pengelolaan diri dan kesadaran sosial.

Penerapan SEL dalam Pendidikan

CASEL merekomendasikan implementasi SEL secara menyeluruh di sekolah melalui integrasi kurikulum, lingkungan sekolah yang mendukung, dan keterlibatan keluarga. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan SEL meningkatkan prestasi akademik, mengurangi perilaku bermasalah, dan memperkuat kesejahteraan emosional.

Selain itu, pendekatan berbasis SEL dapat diterapkan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan seperti kelompok diskusi, program mentor, atau aktivitas seni, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengasah keterampilan sosial dan emosional dalam konteks yang relevan. Pendekatan ini memperkaya pengalaman belajar, mempererat hubungan antar siswa, dan membangun rasa saling menghargai.

Pendekatan berbasis teori sosial-emosional memastikan bahwa program SEL relevan secara budaya dan mendukung kebutuhan siswa secara holistik. Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar keterampilan emosional tetapi juga menghubungkannya dengan konteks sosial, sehingga menciptakan komunitas pembelajar yang saling mendukung.

Kesimpulan
Pembelajaran sosial-emosional (SEL) memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan individu yang seimbang secara emosional, sosial, dan akademik. Didukung oleh teori sosial-emosional seperti teori Vygotsky, Bandura, dan Gross, kerangka kerja CASEL menyediakan panduan yang komprehensif untuk mengembangkan kompetensi sosial-emosional.
Penerapan SEL di sekolah bukan hanya langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan suportif, tetapi juga menjadi investasi untuk membangun generasi yang lebih adaptif, empatik, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan terus mempromosikan program berbasis SEL, pendidikan dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, tidak hanya untuk siswa tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun