Setiap mendengar gesekan biola, ingatanku terlempar pada Mahendra. Lelaki keturunan setenang telaga itu selalu memainkan biola untukku jika aku menangis di hadapannya. Katanya suatu waktu, suasana hatinya akan membaik jika ia memainkan biola. Dan, ia berharap hal yang sama terjadi pada tiap orang yang mendengar gesekan busur dengan dawai biolanya.Â
KEMBALI KE ARTIKEL