Pada masa pandemi ini nomophobia sangat rentan terjadi kepada setiap orang. Apalagi karena keharusan untuk beraktivitas dari rumah menyebabkan gadget terutama ponsel menjadi barang yang penting dan sering digunakan untuk berhubungan dengan dunia luar. Mereka mau tidak mau harus menggunakan ponselnya untuk beraktivitas dari rumah. Â Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sangat berisiko terkena gejala nomophobia. Penyebab nomophobia sangat beragam, di antaranya adalah tidak adanya batasan waktu penggunaan ponsel dan penggunaan ponsel secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas. Selain itu, penggunaan ponsel sebagai sarana hiburan dan pelampiasan stres bisa juga menjadi penyebab munculnya gejala nomophobia.
Fenomena nomophobia tentu saja bukanlah perihal yang bisa diremehkan. Bila sudah parah gejalanya bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental. Nomophobia dapat menyebabkan mulai dari kekurangan tidur hingga gejala anti-sosial. Fenomena ini juga dapat mengakibatkan jadwal kerja yang tidak teratur, mengurangi kegiatan produktif yang bermanfaat, dan meregangnya hubungan sosial dan komunikasi di dunia nyata. Solusi yang dapat diambil untuk mengatasi fenomena ini salah satunya adalah dengan melakukan diet dan detoks gadget. Diet gadget di sini maksudnya yaitu mengurangi penggunaan gadget terutama ponsel. Cara melakukannya dengan menonaktifkan dan menaruh ponsel di tempat lain yabg jauh dari jangkauan di beberapa kegiatan seperti makan, beribadah, ketika berkumpul dengan keluarga dan ketika tidur. Sedangkan detoks gadget adalah pemulihan kondisi nomophobia dengan mengurangi secara drastis - dalam hal ini - penggunaan ponsel. Detoks ponsel dapat dilakukan dengan menonaktifkan ponsel dan menyimpannya di tempat terkunci seperti lemari selama jangka waktu yang ditentukan. Detoks ponsel yang efektif biasanya dilakukan antara 3 sampai 7 hari dalam seminggu. Hal tersebut memang akan terasa sulit mengingat di era teknologi canggih saat ini tentu kita merasa akan kehilangan banyak informasi bila lama tidak melihat ponsel. Jalan keluar yang dapat diambil adalah melakukan diet ponsel (mengurangi sedikit waktu penggunaan ponsel) pada hari-hari sibuk seperti hari kerja dan menerapkan detoks ponsel (mengurangi drastis waktu penggunaan ponsel) pada hari-hari libur seperti akhir pekan. Selain diet dan detoks penggunaan ponsel, meningkatkan komunikasi dengan orang sekitar di dunia nyata dapat mengurangi gejala nomophobia. Namun mengingat kondisi pandemi saat ini tentu saja dianjurkan untuk berbicara dengan orang di sekitar yang terdekat saja, misalnya keluarga.