Salah satu contohnya adalah wilayah Bangkalan Madura, pembangunan daerah tersebut tidak masuk akal , bayangkan saja apa  yang dilakukan oleh mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin, melakukan banyak pembangunan perumahan, padahal masyarakat Bangkalan butuh peluang pekerjaan bukan rumah yang harganya mahal, merekapun tentu  tidak bisa membeli harga rumah tersebut kecuali mereka bagian dari PNS. Sedangkan miris sekali jika saya lihat, mereka banyak melakukan perdagangan pulang pergi Bangkalan-Surabaya. Mantan Bupati tersebut juga membangun Plaza Bangkalan didekat pasar tradisional, hal ini tentu merugikan  pihak masyarakat, seharusnya dia mengembangkan pasar tradisional yang menjadi wilayah kebutuhan pokok masyarakat Bangkalan agar perekonomian masyarakat kecil lebih maju. Tindakan Mantan Bupati ini lebih berpihak kepada pengusaha kaya ketimbang masyarakatnya. Pengganti mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin malah anaknya sendiri, menurut pepatah 'buah tidak jatuh jauh dari pohonnya', mari kita perhatikan dan kritisi Bupati Bangkalan Ibnu Amin selama menjabat, apakah dia bertindak seperti Bapaknya atau mampu meniru tindakan Pemkot Surabaya. Kota Bangkalan membutuhkan pemimpin yang bijaksana dan dapat membangun perekonomian lebih maju dari segi lapisan masyarakat manapun, bukan pemimpin yang bisanya mengancam masyarakatnya, mengkorupsi APBD atas nama rakyat ataupun menikahi banyak wanita dengan uang rakyat.