Dalam perkembangannya, Wayang Golek tetap menjadi salah satu kesenian tradisional kebanggan masyarakat Jawa Barat. Terbukti Wayang Golek tetap mewarnai berbagai acara seperti ruwatan, syukuran dan acara besar lainnya. Selain itu, beberapa seniman tetap mengembangkannya dengan beberapa kreasi tambahan agar terlihat menarik dan tetap lestari tanpa menghilangkan pakem di dalamnya.
Dipadukan dengan warisan budaya wayang golek dan seni lukis membuat kami tertarik untuk mengenal lebih jauh. Padepokan ini dibangun untuk regenerasi dalang-dalang wayang di masa depan. Pada awalnya, padepokan ini didirikan oleh seorang maestro wayang golek terkenal di Indonesia yaitu Asep Sunandar Sunaryo. Asep Sunandar Sunarya lahir dari pasangan abah Sunarya dan Cucun Jubaedah.
Orang tuanya adalah pemilik padepokan wayang golek giriharja di Bandung Selatan. Ia adalah putra ke tujuh dari tiga belas bersaudara. Tahun 1972 ia kerap diundang mendalang di berbagai hajatan di wilayahnya. Di tahun 1978 sempat mengikuti festival dalang se Jawa Barat dan berhasil meraih juara satu. Selain dari ayahnya, Â ia pun belajar mendalang dari dalang Cecep Supriadi dan mengikuti penataran yang diselenggarakan oleh RRI Bandung.
Namanya semakin dikenal ketika membawakan program di salah satu televisi swasta di indonesia bertajuk Asep Show. Di program ini asep membawa tokoh Si Cepot. Selain itu ia pun berkolaborasi dengan para komedian lainnya seperti Komeng, Jojon, Malih, Bolot  dan sebagainya. Di masa tuanya, Asep lebih banyak menjadi pendakwah, meski diselingi canda gaya wayang. Asep sunandar sunarya meninggal pada 31 maret tahun 2014 di usia 58 tahun.