Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Kepada Waktu yang Terenggut, Izinkanku Bicara

16 Oktober 2015   06:11 Diperbarui: 16 Oktober 2015   16:27 92 2
“Kesunyian menggantung. Alam terasa berhenti berdetak. Bahkan napas tertahan. Jelas sekarang, untuk berucap satu kata membutuhkan keberanian selaksa. Untuk menguntai kata butuh tekad membaja. Saat ini tak ada keberanian, tak ada tekad. Tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kesunyian tak akan abadi...” Baru kalimat itu yang aku tulis pada buku diary ku hari ini setelah mobil sedan hitam mewah terparkir di halaman rumahku dan seolah menarikkku untuk menengok ke arah pintu mobil itu. Keluarlah sosok perempuan cantik, tinggi, indah parasnya. “Mamaaaaa” sapaku berlari menghampiri arah mama. “iya sayang” jawab mama memelukku erat. Aku dan mama memang anak dan seorang ibu, tetapi kami jarang bertemu bahkan hanya untuk sekedar bercerita bagaimana kini aku tumbuh menjadi seorang remaja yang sudah mulai mengenal cinta dan sebagainya. Kesibukan mama sebagai pramugari mungkin sedikit membuatku lupa rasa akan indahnya memiliki keluarga yang utuh. Tapi sekembalinya mama ke rumah dan berkumpul bersama aku dan papa, aku seolah mempunyai dunia baru yang aku percaya bahwa tak seorangpun memiliki keindahan dunia seperti aku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun