Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Bikin SMK Home Care?...Tega Banget

25 Juli 2012   18:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:37 120 0
jakarta 26 juli 2012

Selesai berbuka puasa Ramadhan tadi sore saya teruskan membaca sebuah harian ibukota.Dari berbagai sisa artikel saya terhenti menyimak lebih jauh sebuah tulisan yang menarik hati.Isinya antara lain adalah keresahan penulis yang berujung pada pilihan aneh ,menurut saya.Ggasan mendirikan SMK home care( memperhalus kata PRT ) dengan tentunya seabreg ide dari sudut pandang beliau sebagai ,maaf    rektor sebuah PTS .

Kisah pedih memang kerap menyambangi kita tentang nasib  TKW dan TKIdirantau.Memang tak semua bernasib buruk yang terkadang harus pulang dengan jasad tak utuh bahkan tinggal nama.Pemerintahpun sepertinya kewalahan menghadapi hal itu.Bahkan akhirnya tercetus moratorium untuk Arab  perihal  kasus kasus tersebut.

Menjadi PRT atau katakanlah TKW memang kerap jadi pilihan terakhir ketimbang harus terus dirundung pusing cari npekerjaan yang semakin sulit didapat.Terlebih prilaku outsorching yang kerap tidak menguntungkan tenaga kerja.Satu saat pekerja harus angkat kaki tanpa sangu salahsatunya.Gaji yang cukup besar pada awalnya di negeri rantau,tapi jika dihitung ya cuma mendapat  gaji alakadarnya.Apalagi kalau dapat boss baik hati dan tidak sombong entahlaqh.

Menurut saya pembatu rumah tangga tidak perlu dijadikan industri.Pekerjaan tersebut hanyalah akan membuat gambaran betapa buruknya program pendidikan yang sudah berjalan.Wacana SMK home care adalah mimpi buruk yang harus disingkirkan .Memang SMK dahulu STM ,SMT atau sekolah kejuruan menyiapkan lulsannya masuk dunia kerja.Tapi tidak harus terfokus jadi tenaga [PRT0.Kalaupun ada yang akhrnya jadi office boy atau PRT ,ya tabahlah.Mungkin lowongan diperusahaan yang ada itu.Kan selalu ada jenjang karir . Tergantung kitanya mau maju atau beguitu saja bekerja diperusahaan.

Kalau persayaratan tenaga kerja adalah SMK atau SMA  tentu porsinya kan lain .Yang penting agen tenaga kerja harus memberikan pelatihan tentang disiplin,etika wawasan  dan terutama bahasa pengantar dinegara tujuan. Tenaga trampil juga harus mengerti sedikitnya kontrak kerja ,jam kerja bahkan bila perlu jaminan kesehatan.Penerima tenaga kerja yang disebut majikan juga haruslah mematuhi kesepakatan yang telah dibuat agar dikemudian hari jika ada masalah tinggal merujuk kontrak kerja.

Jika ada SMK home care,12 taqhun ujung-ujungnya jadi pembantu lah buat apa sekolah kalu begitu,prof ?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun