Sayangnya semakin hari semakin panas. Entah ya mungkin ini berawal dari beberapa media yang memang memuat konten pesanan dari para konstituen, mungkin saja...dan kebanyakan head line beritanya dibuat heboh dan dengan bahasa yang bombastis.
Saya sih sebenarnya nggak terlalu mempermasalahkan, tapi ternyata semakin hari situasinya semakin panas. Nah saya cuma mau menulis bahwa kita sedang belajar berdemokrasi dan itu butuh proses tapi jangan sampai juga prosesnya jadi kebablasan. Mentang-mentang bebas akhirnya sembarangan tembak orang dengan isu-isu negatif.
Seharusnya momentum seperti ini digunakan untuk mempertajam Visi dan Misi masing-masing calon. Mau jadi apa sih Indonesia 10-20 tahun ke depan? Apa saja yang harus kita persiapkan untuk menyongsong pasar bebas? Infrastruktur yang seperti apa yang harus dipersiapkan agar ekonomi dan pembangunan di negeri ini berjalan lancar? SDM seperti apa yang harus kita siapkan?
Ketimbang saling serang, kenapa tidak saling sinergi....
Namun persoalan sederhana dari itu semua justru timbul fenomena Un-Friend Teman di social media. Social media yang seharusnya menjadi media maya untuk berinteraksi sosial justru sekarang menjadi media agresi yang meresahkan sebagian penduduknya. Beberapa teman bahkan sampai meng-un-friend ratusan temannya, dan ada juga yg malah jadi perang kata-kata.
Yah itulah gegap gempita demokrasi di dunia maya. Tulisan ini sekedar memotret fenomena itu, ada yg setuju?