“Sudahlah. Aku bilang aku sudah menyerah sejak awal. Namun kau tetap saja menggelakku untuk terus berlari. Aku sudah memilih tak sedikitpun melawan, tetap saja mengalungkan senapan di pundakku. Berperang. Sifatku tak akan melawan sifat pemaksamu. Aku sudah menyadari untuk terbiasa mengalah agar kau senang, agar engkau nyaman untuk merubah dirimu sendiri. Hanya senyum yangkutunjukkan bersamaan diwaktu aku menyimpan tangisku dibalik baju.”