Dok: http://www.metrotvnews.com/foto/
Setelah aksi heroiknya untuk menggagalkan upaya perkosaan terhadap seorang gadis di Kawasan Wisata Hutan Caringin, Tapos Bogor, ketiga siswa SMP itu pun dielukan sebagai Pejuang Kemanusiaan. Mereka adalah Muhammad Abdul Aziz, siswa kelas IX MTs Fathan Mubina; Abdurahman Assegaf, siswa Kelas VIII SMPN 3 Ciawi; dan Ilham Maulana, siswa Kelas VII MTs Fathan Mubina.
Ya, mereka adalah para pejuang kemanusiaan yang aksinya patut diapresiasi oleh banyak pihak dan kelompok masyarakat. Aksi mereka itu spontan, tulus dan berani tanpa di-embel-embeli keinginan apa pun. Mereka punya HATI yang bercahaya bak intan mutiara, mereka punya PERASAAN yang tulus membantu bak malaikat.
Inilah perkataan para siswa itu, yang membuat saya pribadi haru sekaligus bangga, “Kami punya adik perempuan, kami tidak bisa bayangkan jika korban adalah adik kami,” kata Aziz mewakili Ilham dan Abdurrahman. Subhanallah, sebuah perkataan yang JUJUR dan TULUS dari para siswa pejuang ini. Aziz, Ilham dan Abdurrahman berharap remaja perempuan dapat menjaga diri dengan baik. Ketiganya juga menyarankan agar anak-anak perempuan tak mudah dibujuk oleh lelaki, termasuk lelaki yang dikenal.
Alhasil dari ketulusan mereka membantu sesama, mereka pun mendapatkan balasan kebaikan yang bertubi-tubi, mengalir dari banyak pihak. "Kita senang aja, tapi kita melakukan itu ikhlas, tidak menyangka seperti ini," jawab Abdurahman, siswa kelas VIII SMP 3 Ciawi ini. Beberapa penghargaan yang mereka terima atas kerja tulus mereka, diantaranya sbb:
- Penghargaan dari Presiden RI. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan apresiasinya terhadap tiga pelajar sekolah menengah pertama yang mencegah terjadinya tindak kejahatan dan menilai dapat menjadi contoh bagaimana masyarakat peduli mencegah pelanggaran hukum. "Kita tergugah 3 siswa SMP di Bogor yang menggagalkan upaya pemerkosaan," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono di Jakarta. (www.republika.co.id)
- Penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ketua KPAI Badriyah Fayumi mengatakan, peristiwa ini dapat menjadi dorongan bagi setiap warga untuk kembali menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. "Kita punya dorongan hati yang sama karena kita merindukan masyarakat yang peduli pada sekeliling. Justru kepedulian itu hadir dari anak-anak, saat orang dewasa tak memerhatikan itu. Ini penting agar bisa jadi spirit. KPAI ingin, masih ada optimisme untuk membangun Indonesia lebih baik. Semoga kejadian ini jadi inspirasi bagi anak Indonesia dan semua bangsa Indonesia, dan KPAI menobatkan ketiga anak pemberani ini sebagai pejuang anak Indonesia" kata Badriyah di Kantor KPAI, Jakarta, Kamis (23/5/2013). (www.news.liputan6.com)
- Penghargaan dari Kemenag RI. Direktur Pendidikan Madrasah, Prof. Dedi Diubaedi, M.Ag., menyerahkan bantuan berupa Laptop kepada Aziz dan Ilham yang merupakan murid MTs Fathan Mubina, Ciawi. (www.tabloidnova.com)
- Penghargaan dari Kemendikbud RI. Mendikbud mengatakan, "Ini bagian yang harus kita dorong. Sangat positif,". Melalui Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemendikbud, Supriano, memberikan beasiswa kepada Abdurrahman Assegaf yang merupakan siswa SMPN 3 Ciawi. Kemendikbud memberikan bantuan beasiswa Rp 900 ribu kepada ketiga anak tersebut dan menghadiahi 1 unit laptop (notebook) sebagai bentuk apresiasi, dan beasiswa senilai Rp 1 juta dari Yayasan Diniyah Nusantara. (www.detik.com)
- Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan (Aher) memberikan penghargaan dan hadiah kepada ketiganya dalam sebuah acara yang dihadiri ratusan siswa di GOR kompleks lembaga pendidikan Fathan Mubina, Cibedug, jumat sore, (24/05/2103). Netty Prasetiyani Heryawan, istri gubernur Jawa Barat menyerahkan bea siswa kepada ketiga siswa tersebut. Netty juga berharap anak-anak Jawa Barat bisa menjadikan aksi heroik mereka sebagai contoh. “Semoga momen ini jadi momen perubahan pola kebiasaan. Anak lelaki melindungi anak perempuan, bukan sebaliknya,” kata Netty yang juga menjabat Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat. Di akhir acara Aher dan Isteri memberikan hadiah berupa tiga buah laptop dan tiga buah sepeda gunung kepada Azis dan dua rekannya, yang disambut dengan sukacita oleh ketiganya. (www.bogorpos.com)
- Penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY) berjanji akan memberi penghargaan kepada ketiga siswa SMP pemberani tersebut. “Hal ini bisa menjadi contoh bagi yang lain, Insya Allah 3 siswa tersebut akan saya beri penghargaan,” katanya Kamis(23/5).(www.jabotabeknews.com)
- Penghargaan dari Polres Bogor. Kapolres Bogor AKBP Asep Saprudin mengatakan, penghargaan tersebut diberikan sebagai ucapan terima kasih dari instansi Polri terhadap tiga siswa atas usahanya menyelamatkan korban pemerkosaan. Kapolres berharap apa yang dilakukan ketiga siswa itu bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan lainnya. (www.okezone.com)
- Penghargaan dari Tabloid NOVA. NOVA sebagai media wanita yang selalu menaruh perhatian besar terhadap perlindungan anak dan wanita juga memberi apresiasi kepada tiga remaja ini. Selain menulis berita ini, NOVA telah menyerahkan sumbangan uang pendidikan kepada mereka masing-masing sebesar Rp 5 juta. Sumbangan ini diterima oleh Ny. Didah ibunda Ilham, Ny. Siti Nurhasanah Ibunda Abdul Aziz, dan Ny. Nung Ibunya Abdurahman Assegaf di Ciawi, Bogor Kamis (23/5) malam. (www.tabloidnova.com)
- Dan penghargaan dari pihak lainnya yang tidak tercatat oleh penulis, dan tentunya penghargaan dari seluruh masyarakat Indonesia dan dunia.
Semoga dengan banjirnya penghargaan kepada tiga siswa ini, akan menumbuhkan rasa kepedulian dan keberanian masyarakat Indonesia untuk melawan kejahatan. Sebagaimana yang disampaikan Ketua Divisi Sosialisasi KPAI, Dr. Asrorun Niam Sholeh yang juga merupakan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, KPAI mendorong pemerintah untuk memperhatikan dan menguatkan pendidikan karakter anak, sehingga muncul anak-anak yang berani menegakkan dan membela kebenaran.
"Kita tentu tidak ingin anak-anak frustasi dan apatis, bahkan cenderung permisif. Pembentukan karakter sangat penting, agar muncul anak-anak seperti mereka yang penuh kesadaran akan pentingnya nilai keadaban sebagai manusia berbudaya yang tidak rela kampungnya dinodai oleh tindak kekerasan seksual. Hebatnya lagi, mereka tidak main hakim sendiri, karena pelaku diserahkan pada aparat," kata Niam.
Setiap anak wajib menjalankan etika dan akhlak mulia. Dan ketiga anak itu sudah menunjukkan itu. "Adik-adik kita itu sudah melakukan itu. Mereka menunjukkan pendidikan karakter berhasil dijalankan dengan baik," jelas Ketua KPAI Badriyah. (www.voa-islam.com)
Selamat untuk ketiganya, semoga menginspirasi siswa lainnya, menginspirasi masyarakat Indonesia, juga menginspirasi masyarakat dunia…
Merdeka !!!