Tidak seperti pemuda perantau konvensional pada umumnya, yang kerap dijumpai di antara para pemuda yang lain, saya justru tak jarang terjebak dalam kumpulan
pakede-
pakde lintas
budaya di warkop pinggiran atau tak jarang pula tertawa ria bersama b
ukde -
bukde penjual jamu, penjaga warung atau penjual nasi pecel keliling.Â
KEMBALI KE ARTIKEL