"When she was just a girl, she expected to the world. But it flew away from her reach...
Life goes on, and it gets so heavy."
Diatas adalah penggalan lirik lagu Paradise milik grup band asal Inggris, Coldplay. Saya sengaja memilihnya sebagai sebuah kutipan, untuk melengkapi tulisan atau sesi cerita kali ini yaitu tentang saya dan hal - hal atau keinginan - keinginan masa kecil yang gagal tercapai. Dan mungkin bukan hanya saya, tapi siapa saja yang pernah mengalaminya. Memiliki mimpi besar, gagal lalu menderita. Mari simak!.
Tidak ada yang tidak memiliki keinginan, mimpi atau cita - cita yang tinggi. Setiap dari kita pasti pernah memilikinya. Ini bahkan sudah tertanam sejak kita masih kecil. Ada yang ingin menjadi guru, dokter, tentara, polisi, pengusaha atau lain sebagainya, yang tentunya dengan itu kita berharap, kelak ketika sudah dewasa kita berubah - baik dari segi ekonomi maupun status sosial.
Saya sendiri ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, pernah ditanya oleh seorang guru : " Patrio, nanti kalau sudah besar mau jadi apa, nak?". Dengan lantang dan gagah saya menjawab: " Saya ingin menjadi guru, Pak". Beliau lalu bilang :" Bagus, itu cita - cita yang sangat mulia".
Alasan, saya waktu itu bercita - cita menjadi seorang guru adalah bukan semata - mata karena guru itu adalah seseorang dengan pekerjaan yang mulia - pahlawan tanpa tanda jasa, melainkan sesederhana karena di kampung saya, seorang guru biasanya memiliki status sosial yang tinggi dimata masyarakat. Maklum saja, ini pemahaman seorang anak kecil  pada waktu itu. Selain status sosial yang bagus, keadaan ekonomi seorang guru juga cukup terjamin, khususnya untuk yang bersatu PNS.
Mungkin ini adalah mimpi atau cita - cita yang kecil, tetapi tetap saja, bagi saya dan setiap individu yang pernah memiliki keinginan atau cita - cita serupa, itu adalah keinginan atau mimpi yang besar. Dan kalau berhasil mencapainya (saat ini ), itu sesuatu yang sangat luar biasa.
Namun bagaimana jika keinginan atau cita cita yang pernah kita titipkan kepada alam semesta itu tidak terkabulkan atau tidak tercapai? Siapa yang salah? Apakah usaha yang kita berikan untuk tujuan tersebut kurang? Atau memang ada sesuatu di dunia ini yang tidak bisa dijangkau bahkan oleh entitas yang dikatakan paling sempurna diantara segala ciptaan? Entahlah...
When finally we  be a man / women, it flew away from our reach. Life goes on, and then it gets so heafy.
Saya sendiri merasa gagal total, bukan saja gagal mencapai cita - cita saya yang ingin menjadi guru itu, tapi juga hal - hal atau keinginan yang pernah saya impikan. Dan kegagalan itu memberikan semacam sebuah penderitaan yang sangat dalam. Terutama ketika saya pernah di tampar semacam ini," ...Nah loh, sekarang apa yang kau dapatkan, Patrio!?". Atau seperti ini, " Waduh, Patrio! hancur sudah kamu!!.". Juga masih banyak reaksi - reaksi sejenis dari orang - orang sekitar yang menyaksikan saya yang memang terlihat sangat gagal. Tercermin dari penampilan yang amburadul, tidak good ( baik looking maupun rekening).
Sampai detik inipun, saya tetap menjalani kehidupan sebagai seseorang yang gagal. Gagal dalam banyak hal. Kegagalan - kegagalan ini akhirnya menjadi salah satu faktor  yang menyebabkan saya menderita. Dan sekali lagi, mungkin bukan hanya saya. Setiap orang yang memiliki cita - cita atau mimpi yang tinggi, begitu ia gagal mencapainya, ia pasti mengalami tekanan batin dan mental yang cukup luar biasa. Sakit dan menderita.